Berdasarkan survey Ranked Countries That Reads The Most Books, 2024 Indonesia menduduki peringkat ke-31 dari 102 negara di dunia perihal bacaan buku per-tahunnya. Data menunjukan, bahwa warga Indonesia rata-rata hanya membaca 5-6 buku per-tahun, sedangkan peringkat pertama diduduki oleh negara Amerika dengan rata-rata membaca 17 buku per-tahun. Itu artinya, Indonesia masih tertinggal jauh dari warga Amerika dalam hal minat baca buku.
Isu minimnya minat baca di Indonesia menjadi isu yang perlu menjadi perhatian khusus bagi pemangku kebijakan pemerintah di Indonesia untuk meningkatkan mutu SDM. Apalagi, di era serba digital ini, buku memiliki daya tarik yang kurang diminati warga Indonesia, khususnya para pelajar. Kualitas pendidikan di suatu negara tercermin dari kebiasaan membaca buku para warganya. Jika kualitas pendidikan rendah, maka akan menyasar banyak sekali aspek dan tentunya menimbulkan berbagai macam masalah, bahkan dapat mengancam kesejahteraan warga negaranya.
Faktor Indonesia Minim Minat Baca
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab minimnya minat baca di Indonesia, terutama di kalangan pelajar, di antaranya ialah :
- Sedari kecil anak tidak dikenalkan dengan aktivitas membaca
- Kecanduan gadget, main game dan media sosial
- Kurangnya pemerataan akses buku gratis dan berkualitas di pelosok negeri
- Budaya literasi yang masih minim di lingkungan sekitar
- Sedikit figure yang mencontohkan kebiasaan membaca pada lingkup keluarga
Masih banyak lagi faktor-faktor seseorang kurang tertarik membaca buku yang belum tersebutkan secara keseluruhan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi generasi masa depan untuk menciptakan sebuah negara yang maju dan memiliki warga yang berwawasan luas. Maka, yang menjadi persoalan di era saat ini ialah bagaimana solusi untuk meningkatkan minat baca di tengah era semua serba gadget?
Menanamkan Mindset “Membaca Membawa Banyak Keuntungan di Masa Depan”
Segala sesuatu berawal dari mindset. Perlu ditanamkan mindset pada diri pelajar di Indonesia, bahwasannya kebiasaan membaca buku memiliki dampak yang luar biasa. Mengutip kata Tere Liye saat menjadi narasumber pada acara Siniar Literasi yang diadakan oleh Perpustakaan Nasinoal, beliau mengatakan, bahwasannya “Gadget itu bisa mengkhianatimu, membaca buku tidak akan mengkhianatimu sama sekali”.
Maksud dari pernyataan Bang Tere, sebutan akrab beliau, jika seseorang sudah terperdaya oleh gadget, apalagi sudah kecanduan main game dan mengakses hal-hal yang tidak penting, dampak negatifnya lebih banyak dari pada dampak positifnya. Karena yang diperoleh hanyalah hal yang sia-sia. Namun, jika seseorang sedari kecil sudah dibiasakan membaca buku, akan ada hal besar yang sudah menantinya di depan. Ia akan menjadi seorang yang berpengetahuan, berwawasan dan memiliki peluang lebih besar dalam menggapai Impian. Untuk itu, tak ada ruginya membiasakan diri untuk membaca buku.
Sebagai contoh riil dari dampak membaca sedari kecil ialah seperti tokoh Pahlawan Nasional kita, di antaranya seperti Ir. Soekarno, Buya Hamka, BJ. Habibie, Ki Hajar Dewantara, Ahmad Dahlan dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu per-satu. Beliau semua memiliki historis pecinta buku dan memiliki kebiasaan membaca dan menulis sedari kecil. Selain beliau, banyak pula orang-orang sukses yang kita jumpai di sekitar bisa dipastikan kebanyakan dari mereka memiliki minat baca yang tinggi.
Dalam QS. Al Alaq, merupakan wahyu yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW mengandung kata “Iqra’” sebanyak dua kali. Pengulangan ini memiliki makna bahwasannya perintah membaca merupakan syarat yang terpenting bagi manusia untuk memiliki pengetahuan. Memiliki kebiasaan membaca kemudian disertai dengan menulis juga merupakan tonggak dari permulaan tradisi intelektual. (Lili Sudria, 2021) Oleh karenanya, kebiasaan membaca perlu diupayakan untuk meningkatkan kualitas intelektual generasi di masa depan.
Tips Meningkatkan Minat Baca
Berikut tips meningkatkan minat baca agar menjadi kebiasaan sehari-hari :
- Milikilah niat yang kuat
Niat merupakan pondasi utama yang bisa menguatkan seseorang untuk fokus mencapai sebuah tujuan tertentu. Dengan memiliki niat yang kuat, seseorang akan berusaha dengan maksimal semata-mata agar tercapai apa yang diinginkannya.
- Luangkan 15 menit dalam sehari untuk membaca
Meluangkan waktu membaca selama 15 menit setiap hari dapat meningkatkan frekuensi kemampuan dalam memahami bacaan. Untuk membentuk sebuah kebiasaan baik tidak harus langsung melakukan aktivitas dengan durasi waktu yang lama, karena akan mudah bosan dan merasa jenuh. Lebih baik mengerjakan sesuatu sebentar namun dikerjakan secara terus-menerus sehingga menjadi sebuah kebiasaan.
- Bacalah buku yang diinginkan atau disukai
Bacaan yang menarik dan relevan akan lebih cenderung menarik perhatian seseorang dan membuatnya semakin tertarik untuk membaca. Di era semua serba digital seperti sekarang ini, membaca buku tidak harus dalam bentuk fisik, sudah banyak buku digital yang bisa diakses. Oleh karena itu, buku digital bisa menjadi opsi jika merasa sulit mendapatkan buku fisik yang diinginkan. Kemudahan tersebut dapat meningkatkan minat baca seseorang. Selain itu, memilih bacaan sesuai dengan rasa keingintahuan yang tinggi terhadap suatu isu atau apapun yang ingin diketahui juga dapat meningkatkan minat baca.
- Posisikan diri membaca dengan tempat dan suasana yang nyaman
Memilih tempat dan posisi membaca yang tepat dapat meningkatkan kenyamanan diri untuk betah berlama-lama bersama buku bacaan. Karena setiap orang memiliki titik kenyamanan yang berbeda-beda saat membaca buku, ada yang dengan posisi berbaring, duduk hanya dengan kursi, duduk dengan ada meja di depannya, atau hanya menyelonjorkan kaki ke depan serta menyender dinding. Untuk itu carilah tempat dan posisi duduk ternyaman saat membaca buku, agar tidak mudah bosan dan merasa jenuh.
Demikianlah, empat tips yang akan membantu seseorang untuk meningkatkan minat baca. Bagi yang masih belum terbiasa membaca buku, bisa dimulai dengan membaca apapun yang ada di sekitar, tidak harus langsung membaca buku tebal dengan topik yang berat, bisa dimulai dengan membaca koran, majalah, artikel, berita, bahkan membaca caption-caption di media sosial. Tak ada kata tak kapan waktu yang tepat untuk mulai membaca dan bingung mau membaca apa, karena sejatinya segala sesuatu jika tidak dimulai tidak akan menghasilkan apa-apa. Maka sekarang adalah waktunya dan mulailah membaca !
Penulis : Ustadzah Yeni Ika Septania, S.Ag (Guru Al Qur’an SMAIT Al Uswah Tuban)
Source :
https://ceoworld.biz/2024/06/03/ranked-countries-that-reads-the-most-books-2024/ (Diakses pada 9 September 2024, pukul 09.44 WIB)
Maktabatuna: Jurnal Kajian Kepustakawanan Vol 3 No 1. Januari- Juni 2021 ISSN 2723-0163 (Print) ISSN 2723-0171 (Online)