Saudaraku yang disayang Allah,
Topik kali ini adalah ‘peduli disaat susah’. Di tengah pandemi Virus Corona topik ini sangat pas. Topik ini tersirat pesan bahwa meskipun kita sedang susah, kita masih tetap memiliki kepedulian. Kepedulian terhadap sesama.
Meskipun kita sedang sakit, kita masih bisa berempati. Meskipun kita sedang sangat sibuk, kita masih menyisihkan waktu untuk orang lain. Meskipun kita serba kekurangan, kita masih bisa menyisihkan harta untuk membantu orang lain. Meskipun umur sudah tidak lagi muda, kita masih terus peduli dan menebar kebaikan.
Berhenti, jika nyawa sudah tidak lagi dikandung badan.
Kita masih bisa berbuat kebaikan. Dengan cara apa saja. Dalam keadaan susah maupun lapang. Dengan harta tidak bisa, maka dengan tenaga. Dengan tenaga tidak mampu, bisa dengan pikiran. Dengan tenaga, pikiran, dan harta tidak bisa, maka berdoalah. Doakan yang terbaik untuk mereka yang telah berbuat kebaikan dan peduli sesama.
Jika kita membantu orang lain dalam keadaan lapang, baik lapang harta, tenaga, waktu, dan pikiran, maka itu mungkin sudah biasa. Karena semuanya sudah tersedia berlimpah dan berlebih. Biasa dan tidak terasa.
Bahkan dianggap oleh Allah belum bagian dari ciri orang yang bertakwa, ketika berinfaq dan bersedekah dikala punya dan lapang saja,tetapi tidak mau berinfaq dan bersedekah dikala sulit dan susah.
Firman Allah berikut ini bisa menjadi renungan bersama.
“Dan bersegeralah kamu menuju ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi itu disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik diwaktu lapang atau sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan memaafkan (kesalahan) orang lain, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imron : 133-134)
Saudaraku, ayat di atas terkandung pelajaran bahwa Allah memerintahkan dua hal penting yaitu meraih ampunan dari Allah dan meraih surga Allah yang luasnya seluas langit dan bumi.
Meraih dua hal tersebut dengan jalan bertakwa. Allah memberikan kreteria Taqwa melalui amalan berupa : Senang berinfaq, yaitu orang-orang yang gemar berinfaq, baik dalam keadaan lapang atau sempit, susah atau senang, susah atau mudah, sehat atau sakit, dan dalam kondisi apapun. Ketika sempit saja masih bisa berinfaq apalagi ketika lapang tentu lebih banyak dan sering berinfaq.
Amalan berikutnya adalah menahan amarah. Yaitu orang-orang yang mampu bersabar meskipun disakiti. Menahan untuk tidak marah dan membalas orang-orang yang telah menyakitinya. Tidak membalas ‘nyinyiran dengan nyinyiran’, tetapi membalasnya dengan kebaikan dan memaafkan.
Ya, amalan yang ketiga adalah memaafkan. Yaitu memberikan maaf kepada orang lain yang telah menyakitinya. Baik perkataan maupun perbuatan. Memaafkan berarti tidak menyimpan dendam. Karena ia telah bermurah hati kepada orang yang telah menyakitinya. Inilah akhlaq yang terpuji.
Saudaraku, di akhir ayat berbunyi : “…Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. Mengakhiri tulisan singkat ini, semoga kita senantiasa dapat berbuat kebajikan dalam kondisi apapun dan dalam bentuk apapun.Aamiin. Wallahu a’lam. (embe/2020)
SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA, Semoga Amal Ibadah Kita Diterima oleh Allah SWT.
Penulis :Masruhin Bagus (Tulisan-tulisan yang lain juga bisa diakses di blog pribadinya di www.jejakruang.com)