Sembilan Keuntungan Anak di Pesantren

Mendidik anak dengan menempatkannya di pesantren atau sekolah berasrama itu memang berat. Problematikannya pun bermacam-macam. Misalnya anaknya pengen mondok tetapi orang tua masih berat, ada orang tua yang ingin anaknya mondok tetapi anak belum mau, tidak tega anaknya di pesantren, tidak siap berpisah dengan anak, dan sederet masalah lainnya.

Memiliki anak di pesantren itu memang berat dan banyak tantangannya. Namun demikian, jika orang tua yang berhasil memiliki anak di pesantren, orang tua akan mendapatkan beberapa keuntungan atau manfaat.

Pertama, Orang tua akan tenang dalam mencari nafkah.

Sebenarnya tugas pengasuhan dan pendidikan anak adalah tugas dan kewajiban orang tua namun karena keterbatasan kemampuan orang tua, orang tua mempercayakan sekolah dan pesantren untuk pengasuhan dan pendidikan anaknya.

Ketika anak sudah mendapatkan pengasuhan dan pendidikan di pesantren maka orang tua tinggal memenuhi kebutuhan anak selama di pesantren. Orang tua bisa fokus mencari nafkah yang halal untuk biaya pendidikan anaknya. Serta tidak lupa senantiasa mendoakan anak-anak. Semoga anak yang di-pesantren-kan menjadi anak-anak yang soleh dan berbakti kepada kedua orang tua.

Kedua, anak terjaga sholat lima waktunya berjamaah di masjid.

Membangun karakter anak membutuhkan kesungguhan dan kehati-hatian. Membutuhkan pembiasaan yang terus menerus dan pengawasan yang maksimal. Nah, ketika di pesantren anak akan terjaga prilakunya, belajarnya, dan ibadahnya, termasuk sholat lima waktu. Harapanya anak tumbuh kesadaran untuk menjalankan shalat tanpa disuruh dan diawasi oleh orang lain.

Ketiga, anak rutin membaca dan menghafal Al Qurán secara teratur.

Membiasakan anak rutin membaca Al Qurán ketika di rumah membutuhkan waktu dan pengawasan yang maksimal. Bahkan banyak orang tua yang mengeluh, kalau anaknya sulit dan tidak mau disuruh membaca Al Qurán. Ketika anak disuruh mengaji, yang terjadi justeru  anak ‘perang’ dengan orang tua. Maka sangat tepat jika anak berada di pesantren, anak akan terbiasa membaca qur’an dan menghafalkannya.

Keempat, anak terjaga ibadah-ibadah sunnahnya.

Pada umumnya di pesantren diterapkan peraturan dan pembiasaan terkait ibadah sunnah. Ibadah sunnah menjadi aktifitas rutin bagi santri. Seperti harus bangun untuk shalat tahajud, shalat dhuha, puasa sunnah Senin-Kamis, dan ibadah sunnah lainnya. Menanamkan pembiasaan seperti ini tidak ada jika bukan di pesantren atau sekolah Islam berasrama.

Kelima, anak mendapatkan pemahaman agama lebih banyak.

Untuk poin ini memang yang diharapkan oleh semua orang yang anaknya berada di pesantren. Harapannya ketika anak lulus dari pesantren, anak memiliki bekal ilmu agama yang matang. Anak bisa mengetahui tata cara wudhu, shalat, puasa, dan lain-lain. Anak memiliki aqidah yang lurus dan ibadah yang benar. Baik ibadah mahdhah atau ghairu mahdhah, ibadah wajib ataupun sunnah.

Keenam, anak terjaga dari pergaulan bebas.

Mendidik anak itu ibarat petani yang sedang merawat tanamannya. Agar tanaman tumbuh dengan baik, salah satunya dengan membersihkan rumput-rumput yang menggangu di sekitar tanaman. Begitu juga dalam mendidik anak. Agar anak tidak terganggu lingkungan yang kurang baik, terlibat pergaulan bebas dan pengaruh narkoba, dan pengaruh negative gadget, maka anak harus diseterilkan dari gangguan-gangguan tersebut. Salah satu cara efektifnya adalah dengan mendidik anak di pesantren.

Ketujuh, anak terbiasa hidup mandiri, disiplin dan sederhana.

Pesantren merupakan kawah candradimuka. Pesantren menjadi tempat untuk menempa anak menjadi kuat, baik jasmani maupun ruhani. Pesantren menjadi tempat membangun karakter. Tata tertib dan peraturan, pembiasaan, konsekuensi, hingga masalah yang dihadapi anak di pesantren merupakan bagian dari proses yang harus dilewati anak menuju generasi muslim yang soleh, cerdas, kuat, mandiri, disiplin, berani, dan tangguh, serta karakter positif lainnya.

Kedelapan, anak memiliki pergaulan yang luas.

Santri yang ada di pesantren rata-rata berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan ada yang dari luar negeri. Tidak menutup kemungkinan mereka akan saling mengenal, bertukar informasi, dan saling mengenal budaya masing-masing daerah. Memungkinkan juga mereka mengenal dan menguasai berbagai bahasa daerah di Indonesia. Pergaulan santri lebih luas, tentunya pengalaman santri juga akan lebih banyak.

Kesembilan, anak selalu mendoakan kedua orang tuanya. 

Untuk poin ini, suatu saat, cobalah bertanya kepada anak-anak, bagaimana cara mendoakan kedua orang tua? atau sejak kapan anak berdoa untuk orang tua? Jika anak tidak bisa menjawab, saya anjurkan orang tua memberikan porsi pendidikan agama lebih banyak untuk anak.

Karena anak yang saleh yang mau mendoakan kedua orang tuanya merupakan jariyah bagi orang tua. Anak menjadi investasi berharga bagi orang tua kelak, anak menjadi dewasa, memiliki keterampilan dan terbiasa dengan adab-adab islami, dan menjadi penolong kelak di akhirat.

Demikian sembilan keuntungan anak di pesantren atau di sekolah berasrama, semoga tulisan ini dapat memberikan pertimbangan bagi para orang tua untuk pendidikan putra putrinya. Semoga bermanfaat.

Penulis : Masruhin Bagus – artikel diatas juga dipublish di www.jejakruang.com

Berita Terbaru
Share Artikel
Scroll to Top