Peduli lingkungan merupakan sikap dan tindakan untuk mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya serta berupaya untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang sudah ada. Sikap tidak pedulinya seseorang terhadap lingkungan, dapat menimbulkan permasalahan yang sering terjadi terhadap kelestarian lahan hijau yang banyak digunakan untuk membangun pemukiman sehingga menyebabkan mudahnya terjadi banjir karena tidak adanya resapan air ketika hujan turun. Ketidakpedulian tersebut dapat dilihat dari banyaknya lahan hijau seperti perkebunan, hutan, dan sawah yang beralih fungsi menjadi perumahan, perkantoran, tempat usaha, sarana rekreasi, dan sebagainya. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan tersebut yaitu melalui pembentukan karakter yang dimulai sejak usia dini.
Pembentukan karakter ini dapat dilakukan melalui pembelajaran yang berwawasan lingkungan hidup. Dengan adanya pembelajaran sikap peduli lingkungan, diharapkan dapat menyadarkan siswa agar memiliki kepedulian terhadap alam dan lingkungan disekitarnya. Penanaman pengetahuan, kemampuan dan sikap pada pendidikan dasar merupakan fondasi untuk membentuk kepribadian anak pada pembentukan kepribadian masyarakat di masa yang akan datang. Penanaman kepribadian tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pendidikan perilaku peduli lingkungan dan menjaga kebersihan.
Pendidikan karakter memiliki peran yang sangat penting untuk memperkuat mental dan karakter generasi penerus agar sejalan dengan tujuan pendidikan, yaitu membentuk karakter yang baik. Penanaman karakter peduli lingkungan juga dapat ditanamkan terhadap siswa dengan membiasakan siswa untuk mencuci tangan pada saat jam istirahat, dan mencuci tangan pada saat sebelum maupun sesudah makan. Seluruh siswa juga dibiasakan untuk membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. Selain itu, siswa juga diajarkan untuk memilah sampah, jadi sampah seperti botol plastik, gelas air mineral disimpan lalu jika sudah banyak dapat dijual dan uang hasil penjualan tersebut untuk kas kelas. Strategi pembentukan karakter peduli lingkungan melalui budaya sekolah dapat dilakukan seperti:
- Kegiatan yang dilakukan secara rutin dalam rangka membentuk karakter peduli lingkungan pada diri siswa dapat dilakukan melalui kegiatan rutin harian, mingguan, dan sewaktu-waktu. Kegiatan rutin harian seperti piket kelas yang dilakukan oleh siswa. Kegiatan rutin mingguan seperti Jum’at bersih, kegiatan Jum’at bersih dilakukan setiap hari Jum’at. Dan kegiatan rutin sewaktu-waktu seperti peringatan hari-hari lingkungan hidup yang waktu dan pelaksanaannya menyesuaikandengan tanggal peringatan hari lingkungan hidup tersebut.
- Keteladanan dari kepala sekolah dan guru menjadi suatu strategi yang harus dilakukan dalam membentuk karakter peduli lingkungan bagi para siswa.
- Ajakan/motivasi dari kepala sekolah dan guru kepada para siswa untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan dapat pula berupa peringatan/teguran ketika ada siswa yang belum mencerminkan perilaku peduli terhadap lingkungan.
- Sekolah menyediakan sarana prasarana seperti penyediaan tempat sampah yang terpilah menjadi tiga jenis sampah (daun, kertas, dan plastik), tersedianya tempat cuci tangan yang berada di tiap kelas, penyediaan toilet yang sebanding degan jumlah siswa serta tersedianya air bersih yang cukup, dan juga tersedianya sloganslogan yang berisikan ajakan cinta dan peduli terhadap lingkungan dan diletakkan di sekitar lingkungan sekolah (Al-anwari, n.d).
Manusia hidup di muka bumi harus memiliki tanggung jawab mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam berdasarkan konservasi untuk mencapai kemakmuran agar terpenuhi seluruh kebutuhan umat manusia, dan saling menjaga lingkungan sekitar kita dalam konteks apapun. Dijelaskan di dalam Al Qur’an, bahwa manusia bertanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Termaktub dalam Surah Al-Qhasas ayat 77 sebagai berikut:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.
Apabila manusia mampu memakmurkan dan memelihara alam dengan baik, maka alam pun akan bersahabat dengan kita. Allah telah membentangkan bumi yang sangat luas beserta tumbuh-tumbuhan, laut dan seluruh ekosistem yang ada di dalamnya. Gunung-gunung, batu, air dan udara, semua itu merupakan sumber daya alam. Bumi dan semua yang ada di dalamnya diciptakan Allah untuk manusia, baik yang di langit dan bumi, daratan dan lautan serta sungai-sungai, matahari dan bulan, malam dan siang, tanaman dan buah-buahan, binatang melata dan binatang ternak (QS. al-Hijr ayat 19-20).
“Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gununggunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu yang menurut ukuran. Dan kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup. Dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya”.
Ayat tersebut di atas Allah swt. telah menghamparkan bumi, menjadikan gunung dan tumbuh tumbuhan, maka manusia harus bertanggung jawab mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam berdasarkan azas kelestarian untuk mencapai kemakmuran sehingga dapat memenuhi kebutuhan umat manusia.
Penulis : Ustadzah Ulfiyatin, S.Pd (Guru Biologi SMAIT Al Uswah Tuban)