Pendidikan Agama Islam dalam Era Globalisasi

Globalisasi merupakan fenomena yang tak terelakkan dalam kehidupan modern. Proses globalisasi membawa perubahan di berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan. Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai salah satu komponen penting dalam pembentukan moral dan spiritual masyarakat muslim juga harus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Era globalisasi membuka akses informasi yang lebih luas dan mempermudah penyebaran ide, budaya, serta nilai-nilai global. Oleh karena itu, pendidikan agama Islam harus mampu merespons dinamika ini tanpa mengabaikan nilai-nilai dasar Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis.

Pengaruh Globalisasi terhadap Pendidikan Agama Islam

     1. Kehadiran Teknologi dan Media Sosial

   Globalisasi identik dengan perkembangan teknologi, termasuk teknologi informasi dan komunikasi. Di satu sisi, kemajuan teknologi memberikan peluang besar bagi pendidikan agama Islam untuk menyebarkan ajaran Islam secara lebih luas. Materi pembelajaran agama Islam kini bisa diakses melalui media sosial, aplikasi, hingga platform e-learning yang memudahkan umat dalam memperdalam pengetahuan agama.

   Namun, di sisi lain, kebebasan akses informasi tanpa batas ini juga menimbulkan tantangan. Informasi yang tidak terfilter dan penyebaran ideologi yang menyimpang dapat mengaburkan pemahaman masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap ajaran Islam yang sebenarnya. Oleh karena itu, peran guru agama dan lembaga pendidikan Islam dalam memberikan pengetahuan yang benar dan relevan sangat penting untuk mencegah dampak negatif dari arus informasi global.

  1. Nilai-Nilai Global dan Identitas Islam

   Globalisasi sering kali membawa serta nilai-nilai yang mungkin bertentangan dengan ajaran Islam, seperti sekularisme, liberalisme, dan hedonisme. Pendidikan agama Islam memiliki tanggung jawab untuk menjaga identitas keislaman peserta didik agar tidak larut dalam budaya global yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam. Melalui pendidikan agama yang baik, siswa tidak hanya dibekali dengan pengetahuan keagamaan, tetapi juga diperkuat nilai-nilai spiritualitas, moralitas, dan etika dalam berinteraksi dengan dunia modern.

  1. Kurangnya Relevansi Kurikulum Tradisional

   Dalam konteks globalisasi, kurikulum pendidikan agama Islam sering kali dianggap kaku dan kurang relevan dengan kebutuhan masyarakat kontemporer. Oleh karena itu, reformasi kurikulum menjadi penting untuk menyesuaikan materi pembelajaran dengan tantangan zaman, tanpa mengurangi esensi dari ajaran Islam. Pengajaran harus menyentuh aspek-aspek kehidupan yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, dan ekonomi global, sehingga peserta didik mampu menjadi insan yang berkompeten secara intelektual, serta berakhlak mulia.

Peran Pendidikan Agama Islam di Era Globalisasi

  1. Membentuk Akhlak Mulia

   Tujuan utama pendidikan agama Islam adalah membentuk individu yang berakhlak mulia sesuai dengan tuntunan Islam. Di era globalisasi, tantangan terhadap moralitas semakin besar karena arus budaya global yang terkadang bertentangan dengan nilai-nilai keislaman. Pendidikan agama Islam harus mampu menjadi benteng bagi umat Islam, terutama generasi muda, agar memiliki prinsip hidup yang kuat berdasarkan ajaran Islam.

  1. Pendidikan Islam sebagai Filter Nilai-Nilai Asing

   Pendidikan agama Islam juga berfungsi sebagai filter terhadap nilai-nilai asing yang datang dari proses globalisasi. Melalui pendidikan yang baik, peserta didik diajarkan untuk menyaring informasi dan budaya yang mereka terima, serta mengkritisi mana yang sesuai dengan ajaran Islam dan mana yang tidak. Dengan demikian, mereka dapat mengambil manfaat dari globalisasi tanpa kehilangan identitas keislaman.

  1. Mempersiapkan Generasi Muslim yang Kompetitif

   Globalisasi juga membawa tuntutan baru dalam hal keterampilan dan pengetahuan. Pendidikan agama Islam harus mampu membekali peserta didik dengan kemampuan intelektual dan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan dunia modern. Di samping pendidikan agama, peserta didik juga harus diberi akses terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, agar mereka dapat bersaing di era globalisasi, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.

Kesimpulan

Pendidikan agama Islam memiliki peran strategis dalam menjaga moralitas dan identitas umat Islam di era globalisasi. Meskipun globalisasi membawa tantangan tersendiri, seperti penyebaran ideologi yang bertentangan dengan Islam dan lunturnya nilai-nilai keislaman, pendidikan agama Islam juga memiliki peluang besar untuk memperkuat ajaran Islam melalui penggunaan teknologi dan reformasi kurikulum. Untuk itu, peran guru, lembaga pendidikan, dan kurikulum yang relevan sangat diperlukan agar pendidikan agama Islam tetap kontekstual, dinamis, dan mampu menghadapi tantangan zaman.

Penulis : Sukron Ma’mun Andika (Guru Al-Qur’an SMAIT Al Uswah Tuban)

Daftar Pustaka

 Al-Attas, S. M. N. (1980). Islam and Secularism. Kuala Lumpur: ISTAC.

 An-Na’im, A. (2008). Islam and the Secular State: Negotiating the Future of Shari’a. Harvard University Press.

 Nasr, S. H. (1994). A Young Muslim’s Guide to the Modern World. Cambridge: Islamic Texts Society.

 Hasyim, S. (2015). Globalisasi dan Tantangan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Prenada Media.

 Ramadhan, R. A. (2018). “Pendidikan Islam di Era Globalisasi,” Jurnal Pendidikan Islam, 14(2), 189-205.

 Zarkasyi, H. F. (2005). Islamisasi Ilmu Pengetahuan: Perspektif Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Berita Terbaru
Share Artikel
Scroll to Top