Munaqosah dan Syahrul Qur’an Refleksi Sekolah Penghafal Al-Qur’an

Minggu, 10 September lalu adalah hari yang menegangkan bagi santri/siswa SMAIT Al Uswah. Tampak sibuk bibir mereka satu sama lain mengeja perlahan hafalannya dengan sesekali mengintip malu-malu Quran yang senantiasa dibawa dalam pelukan dadanya, dan terus berulang seperti itu sembari menunggu Ustadz/ustadzah datang membuka pintu memasuki ruang kelas yang sudah disiapkan. Pasalnya hari itu ialah Munaqosah Quran, ujung acara dari Syahrul Quran yang sudah dilakukan selama satu bulan. Tentunya mereka sangat ingin mendapatkan hasil yang terbaik.
Selaras dengan jargonnya sekolah para pemimpin dan penghafal Quran, sebagai ikhtiar pencetak generasi pemimpin yang Qurani maka diadakannya Munaqosah Quran adalah sebagai bentuk evaluasi capaian hafalan dari Syahrul Quran. Tidak hanya untuk mengetahui jumlah hafalan yang dicapai selama satu bulan namun juga untuk menguji kualitas hafalan baru siswa dengan baik. Sehingga dalam munaqosah tersebut terdapat serangkaian tes dari ustadz/ustadzah penguji.
pada Munaqosah Quran kali ini yang ditunjuk sebagai tim penguji ialah tim Wafa, beliau adalah ustadz/ustadzah pengajar Alquran di sekolah yang terkenal mewah (mepet sawah/jawa) ini, yaitu Ustadzah Atik, Ustadz Maulan, dan Ustadzah Iana. Sedikit berbeda dengan munaqosah tahun lalu yang melibatkan wali kelas karena dulu tim wafa hanyalah ustadz Maulan seorang. Munaqosah dimulai pukul 08.00 WIB dengan sangat khidmat dan berakhir sampai dengan waktu menjelang dhuhur.
Adapun teknis dalam pengujian atau tes ini dilakukan dengan membagi tiga kelompok dari seluruh siswa SMAIT. Setiap penguji mendapat kelompok yang sudah ditentukan dalam masing2 ruangan. Setelah itu, penguji melakukan serangkaian tes secara personal kepada peserta munaqosah, salah satunya ialah sambung ayat. Dimana siswa diminta melanjutkan ayat yang telah dibaca oleh penguji pada masing-masing surat dan juz yang dihafalkan.
Pada akhirnya, Munaqosah tersebut mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Dari jumlah keseluruhan siswa SMAIT didapat angka yang menyatakan bahwa 90% siswa sudah mencapai target hafalan dengan baik. Namun, Padatnya kegiatan di bulan Agustus menjadi catatan evaluasi tersendiri karena siswa masih belum bisa menorehkan capaian 100% dalam menghafal.
“Karena beberapa kegiatan Agustusan jadi Syahrul Quran kurang maksimal, pembimbing dan siswa sibuk mempersiapkan lomba gerak jalan, lomba internal siswa, karnaval, dll. Selain itu kemampuan personal siswa dan latar belakang sekolah yang berbeda juga menjadi penyebab lain.” Ungkap ustadzah Iana. “Dan untuk sedikit siswa yang belum tuntas tadi, akan dibantu oleh guru Al Quran untuk mengejar ketertinggalannya mendapatkan target hafalan.” Tambahnya.
Dan di akhir wawancara, ustadzah lulusan Ustmani ini juga menyampaikan harapannya, ia berharap semoga siswa-siswa SMAIT Al Uswah tidak putus asa dalam mencari hafalannya, sesusah apapun pasti akan dimudahkan Allah jika dilakukan dengan bersungguh-sungguh.
Semoga syahrul quran dapat menjadi bekal siswa dalam memperoleh hafalan berikutnya dengan mudah, keterbiasaan dengan Quran dan semangat juang yang diajarkan dalam syahrul quran adalah awal dari perjuangan yang sejatinya. Dari SMAIT AL USWAH Tuban semoga kelak lahir pemimpin yang memiliki semangat juang layaknya Al-fatih, pemimpin yang mengamalkan Quran sebagai dasar dan pedomannya. Aamiin… .JFTV/SMAIT

Berita Terbaru
Share Artikel
Scroll to Top