Numerasi adalah suatu keterampilan seseorang dalam menerapkan konsep bilangan dan operasi aritmatika dalam kehidupan kehidupan sehari-hari (Kemedikbud, 2017). Menurut PISA (International Student Assessment Programme), numerasi adalah kemampuan siswa untuk menganalisis, menalar dan mengkomunikasikan gagasan secara efektif, serta kemampuan untuk memecahkan masalah matematika dalam berbagai format dan situasi. Dalam penerapannya, numerasi sangat erat kaitannya dengan menghitung dan mengukur sesuatu, seperti menghitung pengeluaran dan pemasukan uang, mengukur jarak, mengukur berat badan dan lain sebagainya (Mahmud, 2019). Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memiliki keterampilan numerasi yang dibiasakan di sekolah.
Namun, pada kenyataannya kegiatan belajar materi matematika di sekolah sering hanya terpaku dalam buku saja. Guru menjelaskan materi dan dilanjutkan latihan soal serta siswa hanya mendengarkan dan mengerjakan latihan soal yang diberikan (Sari, 2018). Sehingga siswa hanya akan terbiasa untuk menghitung dan menghafal rumus tanpa dibimbing lebih dalam kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Padahal, apabila guru dan siswa dapat mengeksplor lebih materi matematika yang dipelajari akan banyak sekali pengalaman dan manfaatnya. Tidak hanya itu, dengan mengeksplor secara mendalam sebuah materi matematika yang diajarkan di sekolah maka secara tidak langsung kemampuan numerasi siswa juga akan terasah.
Dengan melihat pentingnya memiliki kemampuan numerasi, maka penting bagi siswa untuk mengasah kemampuan tersebut. Karena kemampuan ini tidak hanya bisa dihafalkan saja tetapi juga butuh untuk diterapkan serta dilakukan secara langsung. Terlebih lagi, kemampuan numerasi juga akan sangat linier dalam bidang sains, teknologi, keuangan, pengambilan keputusan, hingga pemecahan masalah baik dalam bentuk grafik, tabel serta statistik yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, perlu adanya perubahan strategi pembelajaran yang diterapkan di sekolah.
Berikut beberapa strategi yang dapat digunakan oleh orang tua dan guru untuk menumbuhkann semangat pada anak didiknya (Feriyanto, 2022).
- Menggunakan sebuah konteks atau permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara nyata untuk mengajarkan sebuah materi matematika. Tidak hanya sebuah masalah yang disesuaikan dengan materi tetapi masalah yang secara nyata terjadi dann sesuai dengan materi matematika yang diajarkan. Seperti mengaitkan materi pecahan dengan cara membagi pizza menjadi beberapa bagian, materi aritmetika sosial dengan kegiatan jual beli, dan lain sebagianya
- Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Pelajaran matematika identik dengan metode pembelajaran ceramah dan minim melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajarannya. Untuk itu, siswa perlu dilibatkan secara aktif dengan memberikan pengalaman langsung dalam menyelesaikan masalah matematika yang linier dengan kehidupan sehari-hari. Jadi, perlu adanya eksperimen atau praktikum langsung yang dirasakan oleh siswa agar siswa belajar lebih bermakna.
- Fokus pada pemahaman konsep. Libatkan siswa dalam menemukan rumusnya sendiri sesuai dengan konsep matematika yang diajarkan. Ajak mereka berkolaborasi dan berdiskusi dalam pembelajaran. Seperti pada materi aritmetika sosial siswa diajak untuk menentukan rumus untung, rugi, dan impas.
- Memberikan pujian dan motivasi. Setiap apapun yang dilakukan oleh siswa berikan pujian dan motivasi agar siswa senantiasa bersemangat dalam belajar matematika.
Jadi, sebagai upaya untuk menumbuhkan semangat numerasi pada siswa dibutuhkan kesabaran dan kreativitas khususnya bagi guru dan orang tua. Dengan menerapkan strategi-strategi yang tepat dan variatif diharapkan dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan numerasi yang kuat dan menjadi pembelajar yang aktif dan mandiri.
Penulis : Ustad Khoirul Umam, S.Pd. (Guru Matematika SMAIT Al Uswah Tuban)
Daftar Pustaka:
Feriyanto. (2022). Strategi Penguatan Literasi Numerasi Matematika bagi Peserta Didik pada Kurikulum Merdeka. Jurnal Gammath, 86-94.
Kemedikbud. (2017). Materi Pendukung Literasi Numerasi . Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Mahmud, M. P. (2019). Literasi Numerasi Siswa dalam Pemecahan Masalah Tidak Terstruktur. KALAMATIKA Jurnal Pendidikan Matematika, 69-88.
Sari, M. H. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pairs-Share dalam Pembelajaran Matematika terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis dan Pengembangan Karakter Siswa SMA Kota Sungai Penuh. EDUMATIKA: Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 7-21.