Ketika memiliki anak, tidak sedikit pasangan yang berhasil menjadi orang tua yang cerdas. Maksudnya adalah ada banyak pasangan yang kurang maksimal dalam menjalankan tugas mereka sebagai orang tua. Ada beberapa orang tua yang hanya sekedar memberikan fasilitas seperti materi dan pendidikan saja, tetapi kurang maksimal dalam menjalin kedekatan dengan anak.
Hal itu biasanya terjadi pada pasangan yang sama-sama sibuk dengan pekerjaannya masing-masing sehingga komunikasi dengan anak jadi berkurang, kedekatan dan keterikatan yang seharusnya dimiliki antara orang tua bersama anaknya tidak ada, serta orang tua juga menjadi tidak peka terhadap apa yang dirasakan oleh anaknya sendiri.
Ada beberapa hal sebenarnya yang mungkin bisa dilakukan untuk menjadi orang tua yang cerdas. Hal utama yang perlu dilakukan oleh orang tua yaitu mengenali kepribadian anak. Ada dua macam kepribadian manusia menurut Jung yaitu kepribadian introvert dan ekstrovert.
Individu dengan kepribadian introvert lebih cenderung berorientasi pada apa yang ada dalam dirinya. Artinya, anak lebih cenderung tertutup pada dunia luar, lebih suka menyendiri dan mengandalkan kemampuan serta pikirannya sendiri ketika melakukan sesuatu. Cenderung sulit menjalin adaptasi dengan lingkungan yang baru karena biasanya anak lebih senang dengan kehidupannya sendiri dan tidak suka keramaian.
Sedangkan, kebalikan dari hal itu individu dengan kepribadian ekstrovert lebih cenderung orientasinya berasal dari dunia luar. Artinya, anak akan jauh lebih suka dengan keramaian, kerja kelompok/gotong royong, lingkungan yang baru, lebih suka berkomunikasi dengan orang lain, sangat terbuka dan ekspresif.
Sebagai orang tua akan jauh lebih mudah menghadapi dan mengendalikan sang anak ketika orang tua itu peka dan mampu mengenali kepribadian anaknya sendiri. Termasuk yang manakah kepribadian anak anda? Anda bisa melihatnya mulai dari sekarang.
Setelah mengenali kepribadian anak, orang tua bisa melihat potensi yang dimiliki oleh anak. Potensi yang dimaksud adalah potensi kecerdasan anak. Setiap anak memiliki potensi kecerdasan dan kelebihan masing-masing yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Seperti pada firmanNya pada surat Al Isra’ ayat 70 :
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”
Kelebihan yang dimaksud bisa juga diartikan sebagai potensi kecerdasan yang dimiliki oleh anak. Kecerdasan anak tidak hanya berbicara tentang intelektual saja, tetapi banyak kecerdasan lainnya yang perlu dilihat dari anak. Seperti pada teori Howard Gardner yang membagi kecerdasan manusia menjadi delapan, yaitu ada kecerdasan linguistic/verbal, logic mathematic, visual/spatial, body kinesthetic, musical, interpersonal, intrapersonal, dan naturalist.
Semua individu memiliki kedelapan kecerdasan tersebut, tertapi hanya salah satu atau beberapa saja yang biasanya sangat menonjol. Orang tua bisa melihat itu dengan memperhatikan kebiasaan anak sehari-harinya. Misalnya, anak ternyata suka sekali kegiatan di bidang olah raga atau segala bentuk olah fisik daripada pelajaran eksak. Hal itu berarti anak tersebut memiliki kecerdasan body kinesthetic yang lebih unggul daripada logic mathematic.
Setelah melihat kepribadian dan kecerdasan yang dimiliki anak, yang terakhir yang anda bisa lakukan sebagai orang tua yang cerdas yaitu dengan memfasilitasi kebutuhan anak. Hal ini bukan berarti anda harus selalu memenuhi semua yang mereka inginkan, tetapi memberikan apa yang mereka butuhkan sesuai dengan kepribadian dan potensi kecerdasan yang mereka miliki.
Salah satu contohnya, ketika di sekolah anak antusias mengikuti OSIS dan organisasi-oraganisasi yang lainnya. Orang tua bisa memenuhi dan memfasilitasi segala kegiatan yang berkaitan dengan hal itu, karena jika dilihat anak tersebut memiliki kepribadian ektrovert dan memiliki potensi kecerdasan interpersonal yang lebih menonjol.
Sebagai orang tua harus cerdas dalam mengenali kepribadian dan potensi kecerdasan anak sejak dini, agar orang tua dapat memperlakukan dan memenuhi kebutuhan anak dengan tepat. Sehingga, anak akan merasa bahwa orang tua mereka memfasilitasi apa yang mereka butuhkan dan tau apa yang mereka rasakan.
Hal itu akan membantu orang tua dalam menjalin kedekatan dengan anak, sehingga orang tua akan menjadi prioritas utama yang mereka butuhkan daripada orang lain bahkan ketika kedua orang tua mereka sama-sama sibuk. Ketika anda mampu menciptakan keadaan atau suasana yang seperti itu, hal itu membuktikan bahwa anda telah sukses dan berhasil menjadi orang tua yang cerdas dan orang tua yang sesungguhnya.
By: Diyah Ayu Wirantika (Guru BK SMAIT Al Uswah)