Kecanduan gawai pada anak menjadi masalah yang semakin umum di masyarakat digital. Penggunaan gawai yang berlebihan dapat mengganggu perkembangan anak, baik secara fisik maupun mental. Dilangsir dari laman ayosehat.kemkes.go.id terdapat 6 dampak negatif penggunaan gawai secara berlebihan, diantaranya adalah:
-
- Sakit kepala;
- Pegal di daerah sekitar alis, pelipis, dahi atau leher;
- Mata lelah dan penglihatan ganda/berbayang;
- Pada usia anak, diduga dapat merangsang miopia atau yang biasa dikenal dengan rabun jauh;
- Mata Berair;
- Penglihatan buram.
Selain itu, penggunaan gawai yang berlebihan dapat mengganggu waktu ibadah dan aktivitas produktif lainnya. Ingatlah firman Allah SWT dalam QS. Al-Mu’minun: 59 yang berbunyi, ‘Dan janganlah kamu sia-siakan waktu-mu.’ Waktu adalah anugerah yang sangat berharga. Mari kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk hal-hal yang lebih bermanfaat, seperti beribadah, belajar, dan bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar kita.
Sebagai orang tua, kita memiliki peran penting dalam membatasi penggunaan gawai pada anak dan mengarahkan mereka pada aktivitas yang lebih sehat. Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda coba:
Jadilah Contoh yang Baik
Batasilah penggunaan gawai untuk diri sendiri karena anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua. Jika Ayah-Bunda sering menggunakan gawai, anak akan menganggap hal tersebut normal dan ingin meniru Ayah-Bunda.
Buat waktu bebas gawai dengan menciptakan suasana di rumah di mana keluarga bisa menghabiskan waktu bersama tanpa gangguan gawai. Misalnya, saat makan malam atau sebelum tidur.
Tetapkan Aturan yang Jelas
Batasi waktu penggunaannya dengan menentukan waktu yang spesifik untuk penggunaan gawai dan pastikan anak mematuhinya. Juga tentukan tempat yang boleh dan tidak boleh menggunakan gawai, tetapkan area-area tertentu di rumah yang bebas dari gawai, seperti kamar tidur atau ruang makan.
Libatkan Anak dalam Aktivitas Lain
Ajak anak melakukan aktivitas di luar ruanganseperti berolahraga atau berkebun. Tumbuhkan juga hobi dan minat anak, dukung minat dan hobi anak, seperti membaca, menggambar, atau aktivitas lainnya yang bermanfaat. Serta luangkan waktu Ayah-Bunda bersama anak dengan melakukan kegiatan yang mereka sukai.
Jelaskan Dampak Negatif Gawai
Komunikasi terbuka dengan cara bicarakan dengan anak tentang dampak negatif penggunaan gawai yang berlebihan, seperti masalah kesehatan, kesulitan belajar, dan gangguan sosial. Gunakanlah bahasa yang mudah dimengerti anak, Ayah-Bunda harus menyesuaikan penjelasan Ayah-Bunda dengan usia dan tingkat pemahaman anak.
Berikan Alternatif yang Menarik
Sediakan mainan edukatif yang dapat merangsang perkembangan anak. Ayah-Bunda juga bisa menyediakan buku bacaan untuk anak. Selain itu ajak anak melakukan permainan tradisional, perkenalkan permainan tradisional yang dapat dimainkan bersama teman atau keluarga.
Konsisten dan Sabar
Tetap tenang, hadapi situasi dengan tenang dan hindari berteriak atau marah. Juga berikan pujian ketika anak berhasil mengikuti aturan, apresiasi setiap capaian anak akan meningkatkan kepercayaan diri anak.
Ingatlah bahwa setiap anak berbeda, sehingga Ayah-Bunda perlu menyesuaikan strategi yang Ayah-Bunda gunakan. Yang terpenting adalah menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara sehat.
Jangan lupa untuk pantau konten yang diakses anak di gawai, libatkan juga pihak sekolah seperti bekerjasama dengan sekolah untuk membuat program yang mendorong aktivitas tanpa gawai, dan cari dukungan seperti bergabung dengan komunitas orang tua untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan. Ajarkan kepada anak berinternet secara sehat dengan memberikan batas yang jelas terkait konten yang boleh diakses dan yang tidak boleh diakses.
Kapan harus konsultasi ke psikolog anak?
Jika Ayah-Bunda merasa kesulitan mengatasi kecanduan gawai pada anak, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog anak. Seorang psikolog dapat memberikan panduan dan strategi yang lebih spesifik untuk membantu anak Ayah-Bunda.
Mengatasi kecanduan gawai pada anak membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Menjadi orang tua dengan amanah mendidik anak mengharuskan kita juga untuk belajar memperbaiki diri menjadi lebih baik. Dengan menerapkan tips-tips di atas, Ayah-Bunda dapat membantu anak mengembangkan kebiasaan yang lebih sehat dengan harapan mampu mengembangkan minat dan bakat anak menjadi lebih produktif.