Manusia diciptakan oleh Allah diutus untuk menjadi khalifah. Untuk mengelola bumi ini dengan sebaik-baiknya. Untuk mengelola kehidupan agar memberikan manfaat yang besar bagi umat manusia. Memberi kebaikan agar kehidupan di dunia ini berperan untuk kebaikan akhirat. Memberi mandat agar islam ini menjadi rahmatan lil ‘alamiin. Memberi peluang besar untuk beramal sholih. Memberi manfaat untuk sesama. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah, ayat 30.
Lalu apa sesungguhnya peran kita sebagai khalifah?. Peran ini yang harus kita ambil dengan segenap kemampuan kita untuk memberi manfaat sebesar-besarnya dalam kehidupan di muka bumi. Maka untuk hal ini ada baiknya kita tengok kembali tentang apa yang sudah kita perbuat dalam lingkup kecil yaitu profesi yang kita geluti.
Dalam teori pengembangan diri ada tiga hal yang akan mennetukan suksesnya seseorang dan sebuah organisasi. Kuatnya organisasi dengan segala dinamikanya paling tidak ditentukan oleh tiga hal :
Apakah karir atau profesi yang kita pilih ini merupakan pilihan hidup kita ?
Banyak profesi dan pekerjaan dalam muka bumi ini yang bisa dipilih. Kita tentu sudah memilih berkeinginan untuk menekuni bidang tertentu dengan berharap pada suatu saat kita benar-benar berjodoh dengan profesi pilihan kita?. Bisa jadi iya, bisa jadi tidak. Segala upaya dilakukan untuk mempersipkan diri dengan membekali dengan pendidikan terbaik, tetapi hasilnya berbeda. Mungkin banyak orang yang berkeinginan untuk memilih profesi tertentu tetapi tidak pernah kesampaian, dan takdir membawanya menekuni bidang lain yang jauh dari angan-angan dan bayangannya. Atau justru tidak terhitung jumlahnya orang-orang yang sukses dengan profesi tertentu yang tidak pernah terpikirkan, tidak terbayangkan, dan tidak menjadi impiannya.
Nah, untuk mewujudkan nilai-nilai kekhalifahan yang sesuai dengan perintah Allah sebagai pembangun peradaban, maka mari kita coba untuk berpikir ulang dengan pilihan profesi kita. Apakah sudah betul sesuai dengan pilihan kita?. Apakah sudah cocok dengan keinginan kuat hati kita. Apakah betul sesuai pilihan hati kita, ataukah sekedar uji coba dan batu loncatan semata. Karena ini akan mennetukan seberapa besar capaian untuk kesuksesannya. Akan berdampak besar terhadap daya aruh hidup kita. Akan memberikan kontribusi yang lebih kuat terhadap motivasi untuk kesuksesan dalam karir kita.
Dan lebih mantap lagi akan berkontribusi lebih besar terhadap peradaban umat, bangsa, dan negara.
Seberapa Kuat Diri Kita Untuk Bertumbuh?
Pertumbuhan yang kuat bisa ditentukan oleh diri dan organisasi yang ada di dalam lingkaran profesi kita. Maka ini menjadi catatan penting bagi pengelola organisasi dan lembaga agar membuat sistem dalam organisasi untuk semua orang bertumbuh dengan maksimal. Organisasi harus mampu memetakan sebaik mungkin potensi yang dimiliki oleh sumberdayanya untuk mengungkit pertumbuhannya. Jika ini bisa dilakukan dengan maksimal dan benar, maka pertumbuhan yang dimiliki oleh personal individu akan berdampak besar terhadap laju pertumbuhan organisasi.
Selain organisasi yang menjadi pengungkit, maka pertumbuhan dalam invidu harus dipacu juga. Artinya, pertumbuhan diri harus diasah untuk siap menerima perubahan, kritik, saran, upgrade, dari orang lain. Siap untuk belajar lebih banyak hal disamping kompetensi inti yang harus dikembangkan untuk menunjang profesi kita.
Maka orang-orang yang mampu melakukan ini baik secara individu dan organisasinya akan menemukan jalan untuk kuat, bertumbuh, memiliki daya tahan, dan siap berkompetensi dalam bidangnya. Dan inilah hasil yang diharapkan dari proses growing ini.
Apa Pemaknaan yang Sudah Kita Bangun dari Profesi Pilihan Kita?
Apapun profesi yang kita pilih, ketika kita sungguh-sungguh dengan motivasi diri yang kuat untuk terus bertumbuh maka akan memberikan manfaat yang besar dalam kehidupan. Banyak kisah dan cerita terkait hal ini. Banyak profesi-profesi yang mungkin dilihat sebelah mata oleh orang lain, tetapi mampu memberikan manfaat yang besar terhadap individunya dan orang lain disekitarnya. Nah, pemaknaan ini tahapan ketiga yang penting.
Pemaknaan yang dimaksud disini adalah terkait apa yang kita lakukan. Bukan sekedar kebanggan terhadap profesi yang mentereng tetapi lebih dalam terkait dengan berkarir untuk peradaban. Berkarir untuk memberi manfaat yang besar. Bukan untuk pribadi semata. Tapi karya ini mampu menjadikan orang lain merasakan manfaat. Orang lain berharga dengan perbuatan kita. Orang lain berdaya dengan karya kita. Ada manfaat bagi umat, ada catatan nyata kebermanfaatan untuk masyarakat.
Kalau hari ini pilihan profesi sebagai seorang guru misalnya, maka segenap apapun yang kita lakukan kita maknai sebagai bagian dari peran kekhalifahan kita. Setiap detik waktu kita bermanfaat untuk anak didik. Setiap materi yang kita ajarkan berkontribusi untuk kemajuan belajar siswa kita. Setiap kita bertemu dengan siswa kita, ada pesan positif yang tersamaikan kepada mereka. Setiap tingkah kita menjadi teladan untuk bekal kehidupan meraka kelak. Apa yang kita lakukan menjadi jalan bagi mereka untuk kuat mengarungi hidup. Setiap nasehat kita adalah jalan bagi mereka untuk kesuksesan dunia dan akheratnya.
Maka inilah pemaknaan itu. Ini bagian dari amal sholih, bagian dari ibadah, bagian dari kewajiban kekhalifahan kita untuk membangun peradaban umat. Semuanya dilakukan dengan cermat dan terukur.
Penulis : Mohammad Sahlan (Kepala SMPIT Al Uswah Tuban) image resources : pixabay.com