LAPORAN BEST PRACTICE PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PBL DENGAN METODE WINDOWS SHOPPING PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS X SMAIT AL USWAH TUBAN

LAPORAN BEST PRACTICE

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PBL DENGAN METODE WINDOWS SHOPPING PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS X SMAIT AL USWAH TUBAN

Disusun Oleh:

 

Nama                        : MARJUKI

Mata pelajaran        : BIOLOGI

                   Asal Sekolah             : SMAIT AL USWAH

Kabupaten/Kota         : TUBAN

               Provinsi                        : JAWA TIMUR

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN ANGKATAN 3

UNIVERSITAS PGRI MADIUN 2023

 

A. PENDAHULUAN

 Pemerintah mengharapkan para peserta didik mencapai berbagai kompetensi dengan penerapan HOTS atau Keterampilan Bepikir Tingkat Tinggi. Kompetensi tersebut yaitu berpikir kritis (criticial thinking), kreatif dan inovasi (creative and innovative), kemampuan berkomunikasi (communication skill), kemampuan bekerja sama (collaboration) dan kepercayaan diri (confidence). Lima hal yang disampaikan pemerintah yang menjadi target karakter peserta didik itu melekat pada sistem evaluasi kita dalam ujian nasional dan merupakan kecakapan abad 21. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking Skills/HOTS) juga diterapkan menyusul masih rendahnya peringkat Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dibandingkan dengan negara lain, sehingga standar soal ujian nasional dicoba ditingkatkan untuk mengejar ketertinggalan.

Pada pelaksanaan UN tahun 2018 menimbulkan permasalahan yang sempat viral di media sosial. Keluhan yang banyak terjadi adalah mengenai sulitnya soal-soal yang diberikan, terutama soal Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Mendikbud Muhadjir Effendy dalam sebuah kesempatan menyatakan bahwa bobot pada soal-soal UNBK memang berbeda dengan penilaian biasanya. Kementerian Pendidikan sudah mulai menerapkan standar internasional, baik itu untuk soal-soal Matematika, literasi maupun untuk Ilmu Pengetahuan Alam yaitu yang memerlukan daya nalar tinggi, atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). (dilansir Kompas.Com).

Berdasarkan kajian terhadap hasil analisis Ujian Nasional Biologi SMA/MA 2019, ditemukan bahwa secara umum peserta didik SMA/MA jurusan IPA cukup mampu menyelesaikan soal pada level kognitif pemahaman dan aplikasi. Meskipun demikian, ternyata pada level aplikasi masih ada yang hanya sekitar 40% peserta didik dapat menjawab soal tersebut, misalnya pada materi genetika. Berdasarkan data capaian hasil UN pada materi pewarisan sifat dengan level soal aplikasi hanya 43.62% peserta didik menjawab dengan benar dan pada materi pola hereditas pada manusia dengan level soal aplikasi hanya 38.30% peserta didik menjawab dengan benar. (sumber: https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/)

Berdasarkan temuan di atas, maka pada proses pembelajaran, siswa perlu dibiasakan untuk menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari ke dalam situasi dunia nyata atau kehidupan sehari-hari siswa. Hal tersebut dapat dilakukan melalui tanya jawab dan diskusi di akhir pembelajaran serta penugasan yang memberikan kesempatan kepada siswa mencari tahu tentang konsep-konsep tersebut dari berbagai media selain buku teks.

Selain itu, proses pembelajaran Biologi juga sangat didorong untuk lebih banyak melakukan pengamatan, praktikum atau penyelidikan ilmiah terkait konsep-konsep dasar sehingga siswa memiliki pengalaman dalam memahami konsep-konsep biologi. Pengalaman belajar melalui praktik akan merangsang rasa keingintahuan siswa sehingga memberi motivasi untuk mencari informasi lebih jauh melalui berbagai media informasi.

Salah satu model pembelajaran yang mengusung konsep berpikir kritis/ HOTS adalah Problem Based Learning (PBL). Merupakan pembelajaran yang menggunakans berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan OnnSeng, 2000).

Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep High Order Thinking Skills (HOT’s), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan(Norman and Schmidt).

Mereka tidak hanya sebagai konsumen, tetapi diharapkan pula bisa berperan aktif, bahkan sebagai pelaku dari pencipta ilmu pengetahuan. Selan itu penulis juga mengembangkan metode Windows Shopping, Pembelajaran ini lebih menekankan pada ketrampilan sosial peserta didik, dan diharapkan peserta didik menjadi lebih aktif dan terlibat langsung dalam proses melalui “shopping “ atau belanja antar kelompok. Di akhir pembelajaran diharapkan peserta didik mendapatkan belanjaan komplit , tentunya dengan konfirmasi dan penguatan dari guru selaku fasilitator. Oleh karena itu, penulis dalam proram Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS) akan memperbaiki pembelajaran yang di tuangkan dalam Best Practice dengan judul Penggunaan Metode Windows Shopping materi Pewarisan Sifat dan Pola Hereditas pada Manusia dengan berorientasi pada pembelajaran HOTS

Selain itu kondisi di atas yang menjadi latar belakang masalah dalam proses pembelajaran antara lain; 1) Pembelajaran masih berpusat pada guru, 2) Peserta didik kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran, 3) Guru mengajar dengan cara lama (konvensional), 4) Guru tidak menggunakan metode yang bervariasi pada saat mengajar, 5) Guru tidak menggunakan Media yang Inovatif dalam proses pembelajaran khususnya TPACK.

Beberapa Tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan tersebut dari sisi peserta didik adalah; 1) Hasil belajar rendah, 2) Kurang percaya diri, 3) Tingkat fokus dan gaya belajar bervariasi, 4) rendahnya kemampuan literasi dan kemampuan analisis.

Sedangkan dari sisi tenaga pendidik; 1) guru harus mengetahui karateristik siswa dengan baik, 2) Guru harus mengetahui dan memahami cakupan materi dengan baik, 3) guru harus mampu membuat perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, 4) guru harus mampu melaksanakan proses pembelajaran yang efektif, menggunakan metode yang bervariasi serta menggunakan media yang inovatif, 5) guru harus mampu melaksanakan penilaian secara tepat, 6) guru harus mampumelaksanakan tindak lanjut proses pembelajaran, dan tujuan pembelajaran harus tercapai. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebab mendasar rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran biologi yaitu model dan metode pembelajaran yang kurang variatif dan penggunaan media yang kurang inovatif dalam kegiatan pembelajaran.

Praktik baik ini penting untuk dibagikan karena selain masalah ini adalah masalah bagi sebagian besar guru yang membutuhkan solusi konkrit untuk mengatasinya, juga akan menjadi arsip pribadi guru , sebagai bahan refleksi , sebagai bahan motivasi guru yang lain dalam mendesain kegiatan pembelajaran.

Peran dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam kelas selama proses pembelajaran dan mencarikan solusi untuk permasalahan tersebut, membuat perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik ( solusi dari masalah), melaksanakan dan menggunakan metode yang bervariasi serta menggunakan media yang inovatif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, melaksanakan penilaian secara tepat, melaksanakan tindak lanjut proses pembelajaran, dan melaksanakan refleksi diri dan refleksi dalam pembelajaran.

Sehubungan dengan peningkatan kemampuan dalam berpikir kritis peserta didik, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan tentang penerapan soal model HOTS untuk melatih anak-anak berpikir kritis, kreatif, dan analitis, namun ada prinsip-prinsip HOTS yang belum sepenuhnyaditerapkan dalam menyusun soal ujian dan asasmen lainnya. Oleh karena itu penerapan soal model HOTS dalam ujian sekolah dan penyusunan asesmen pembelajaran perlu diimbangi dengan peningkatan kemampuan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Para pendidik sangat diharapkan dapat menjadikan peserta didik dapat dan mampu mencapaiberbagai kompetensi dengan penerapan HOTS atau Keterampilan Bepikir Tingkat Tinggi. Kompetensi tersebut yaitu berpikir kritis (criticial thinking), kreatif dan inovasi (creative and innovative), kemampuan berkomunikasi (communication skill), kemampuan bekerja sama (collaboration) dan kepercayaan diri (confidence) melalui proses pembelajarannya.

Berdasarkan analisis nilai ujian sekolah dan evaluasi serta masalah pembelajaran inilah tulisan ini dikemas dalam bentuk laporan best practice untuk melihat implementasi model pembelajaran PBL dengan metode Window Shopping dalam pembelajaran biologi materi keanekaragaman hayati sub penanggulangan kepunahan ekosistem pada kelas X di SMAIT Al Uswah Tuban.

B. PEMBAHASAN

 Penerapan model Problem Based Learning {PBL} dalam pembelajaran Biologi khususnya pada materi keanekaragaman hayati sub penanggulangan kerusakan ekosistem dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik melalui tahap pembelajaran yang membangkitkan kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis (criticial thinking), kreatif dan inovasi (creative and innovative), kemampuan berkomunikasi (communication skill), kemampuan bekerja sama (collaboration) dan kepercayaan diri (confidence). Adapun upaya yang dilakukan dalam menghadapi tantangan tersebut antara lain; 1) Mengetahui karateristik peserta didik, 2) memilih model dan metode pembelajaran yang inovatif kolaboratif, 3) membuat perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Adapun upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan berpikir  kritis (critical thinking) peserta didik antara lain :

  1. Memberikan penjelasan tentang tujuan, langkah-langkah pembelajaran,dan manfaat yang akan peserta didik dapat saat pembelajaran dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dengan pemanfaatan TPACK melalui media dan sumber belajar yang interaktif dapat membantu siswa untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam
  2. Guru memulai proses belajar dengan memberikan suatu permasalahan dengan menampilkan video sehingga dapat merangsang rasa ingin tahu peserta Dengan cara ini peserta didik akan termotivasi untuk mengajukan pertanyaan sebagai tahap awal untuk analisis permasalahan untuk kemudian menemukan solusi yang akan dilakukan.   
  3. Mengarahkan peserta didik untuk membentuk kelompok dan melakukan diskusi Metode diskusi dapat melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik. Selain itu juga mampu meningkatkan kemampuan literasi peserta didik serta melatih kerjasama kelompok.
  4. Penerapan Kegiatan presentasi dengan metode window shopping. Dalam kegiatan ini perserta didik diharapkan mampu dan berani mengemukakan pendapat dan argumentasi sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam dirinya. Selain itu ini juga menjadi salah satu cara untuk melihat bakat peserta didik dalam membuat media.

5. Proses evaluasi kegiatan presentasi dan asesmen akhir pembelajaran dengan penilaian berbasis HOTS untuk mengukur tingkat berpikirkritis peserta didik dalam pemecahan masalah dapat dirangsang dengan penyusunan materi dan soal bentuk HOTS secara konstektual

    

Dampak Penggunaan langkah-langkah tersebut dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik melalui model Problem Based Learning (PBL) terintegrasi Window Shopping dalam pembelajaran, serta menambah motivasi belajar peserta didik melalui penyajian materi , media dan sumber belajar yang interaktifseperti video, media presentasi, serta evaluasi dengan penggunaan Google Form dapat membuat peserta didik semakin tertantang dalam memecahkan masalah dan peningkatan pemahaman materi sehingga tidak terkesan monoton.

Respon peserta didik melalui kegiatan refleksi setelah pembelajaran menunjukkan rasa antusias dan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Keberhasilan dan kegagalan strategi pembelajaran tergantung pada kemampuan guru dalam memilih model , media dan pendekatan yang sesuai gaya belajar peserta didik serta tingkat penguasaan materi dalam pembelajaran.

C. KESIMPULAN

 Implementasi pembelajaran berbasis masalah (PBL) terintegrasi Window Shopping dapat meningkatkan aktifitas dan keterampilan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran boiologi materi keanekaragaman hayati di kelas X SMAIT Al Uswah Tuban. Hal ini ditunjukkan dengan hasilpembelajaran yang mengalami peningkatan dengan hasil nilai rata-rata 88,05 ,dengan jumlah siswa keseluruhan di kelas 27 orang 100% mampu mendapatkan nilai tuntas di atas KKM dengan hasil nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 78 . Dan melalui observasi, wawancara dan refleksi dalam pembelajaran menunjukkan bahwa tingkat kepuasan dan kemampuan siswa sangat baik dalam memahami materi melalui pemilihan metode dan model Problem Based Learning terintegrasi Window Shopping serta penggunaan media interaktif berbasis teknologi mendapat respon yang sangat baik dari peserta didik dalam rangka meningkatkan motivasi belajarnya. Implementasi pembelajaran berorientasi masalah sangat baik untuk diterapkan karena dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis (HOTS) peserta didik, keterampilan dalam mengamati, mengidentifikasi, menganalisis, memecahkan masalah, serta dalam peningkatan aktifitas peserta didik seperti bekerjasama, menghargai pendapat orang lain, berbagi tugas dan tanggung jawab dalam kelompok dan banyak lagi sikap yang menunjukkan nilai positif sehingga dapat merepresentasikan pembelajar abad 21.

DAFTAR PUSTAKA

Dini Busfi Wulandari, Putri Silmi Nurul Fadila, Sri Hidayatul Reski, & Rahmadhani Fitri.(2023). Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Biologi SMA. Prosiding Seminar Nasional Biologi

Royan Nurochman. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dengan Pendekatan Blended Learning Terhadap Higher Order Thinking Skill (Hots) Pada Materi Sistem Gerak Manusia Di Kelas Viii Smpn 5 Tualang.Skripsi Thesis, Universitas IslamNegeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Suciati, I. (2022). Implementasi Higher Order Thinking Skills Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Dalam Pembelajaran.

Aldiyah, E. . (2021). Best Practise Mengembangkan Sikap Ilmiah Dan Keterampilan Proses Peserta Didik Melalui Metode Ajar Problem Based Learning. Science : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Dan Ipa

Erni, Oktavia (2022) Pengaruh Model Problem Based Learning Berbasis Sets Terhadap Hots (Higher Order Thinking Skill) Peserta Didik Kelas X Pada Materi Ekosistem Di Man 1 Lampung Utara. Diploma Thesis, Uin Raden Intan Lampung.

Agus. (2011). Window Shopping : Model Pembelajaran yang Unik dan Menarik. Jurnal Lingkar widyaswara. Edisi 4. (September 2017).

Ambaryati. (2019). Profil TPACK Guru SD Negeri Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2018. Prosiding, 1–8.

Arbiyanto, U. F., Widiyanti, & Nurhadi, D. (2018). Kesiapan Technological , Pedagogical and Content Knowledge ( TPACK ) Calon Guru Bidang Teknik di Universitas Negeri Malang. Jurnal Teknik Mesin Dan Pembelajaran, 1(2), 1–9.  http://journal2.um.ac.id/index.php/jtmp/article/view/6133/3304 

 

Website Universitas PGRI Madiun (url : https://unipma.ac.id)
Website Pendidikan Profesi Guru Universitas PGRI Madiun (url : https://ppg.unipma.ac.id)
Website Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Madiun (url : https://fkip.unipma.ac.id)
Website Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas PGRI Madiun (url : https://pmb.unipma.ac.id)
Sistem Informasi Manajemen Universitas PGRI Madiun (url : https://sim.unipma.ac.id)
Laman Akreditasi Universitas PGRI Madiun (url : https://akreditasi.unipma.ac.id)

Berita Terbaru
Share Artikel
Scroll to Top