Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuhu.
Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dan praktisi terbaik dalam kehidupan yang semua perilaku beliau berdasarkan panduan wahyu. dari beliau kita meneladani salah satu kiat sukses rasul mencetak generasi terbaik. Lalu pilar apakah yang rasul contohkan? antara lain sebagai berikut :
- Akhlaq
Rasul adalah sebaik-baik manusia dan beliau diutus kedunia untuk misi perbaikan dan penyempurnaan akhlaq. sabda beliau انما بعثت لأتمم مكارم الاخلاق . beliau adalah orang yang paling baik akhlaqnya bahkan beliau adalah terjemahan quran dan praktisi quran sebagaimana aisyah meriwayatkan saat ditanya tentang khlaq nabi, aisyah berkata : كان خلقه القران, bahwa akhlaq nabi adalah quran.
- Pendidikan/Tarbiyah
Rasulullah pernah bersabda : انما بعثت معلما saya diutus sebagai muallim/guru. dan pendidikan rasul adalah pendidikan terhebat dan tersukses sehingga melahirkan generasi gemilang sepanjang zaman, bahkan diantara mereka adalah 10 sahabat yang dijamin surga, bukankan ini prestasi dan karya yang luarbiasa? dintara mereka ada pila yang menjadi panglima perang diusia yang masih muda, sebut saja zaid bin haritsah, dan ali bin abi thalib yang saat usia 10 tahun siap mendampingi nabi berdakwah, sekali lagi ini karya terbaik dari makhluk terbaik dan mulia.
- Keluarga
Nabi SAW menyampaikan bahwa sebaik-baik manusia yang paling baik pada keluarganya dan beliau orang yang paling baik pada keluarganya. keluarga Nabi keluarga teladan, keluarga yang penuh nilai himah dan cahaya risalah sehingga dari keluarga tersebut lahir keturunan terbaik dan mulia lagi alim ilmu, sebut saja fatimah, dan dari fatimah lahir ali zainal abidin, dzurriyah nabi yang sangat alim.
point yang terpenting adalah jika ingin mencetak geberasi terbaik maka bisa dilihat dari 3 aspek ini. jika semua 100% berkualitas maka hasilnnya juga gemilang, tapi satu saja bermasalah maka hasilnya juga tidak jauh beda dari bibit awalnya.
Berdasarkan hal tersebut di atas, keluarga yang dalam hal ini orang tua dan anak memiliki ikatan yang sangat berpengaruh satu sama lain sehingga ketika ananda belajar atau di pondok maka ada beberapa hal yang patut menjadikan perhatian yang kita sebut “KUAT” yang akan dibahas berikut ini!
- Komunikasikan
Tanggung jawab mendidik sebenarnya adalah kewajiban orang tua. Namun ketika orang tua tidak mampu melakukannya maka orang tua bisa menitipkan ke lembaga pendidikan. Namun hal itu bukan berarti orang tua telah bebas dari kewajibannya. Sehingga bentuk tanggung jawab orang tua adalah dengan menjalin komunikasi yang baik dengan pihak lembaga, sampaikan dengan baik semua yang terkait dengan perkembangan ananda dan komunikasikan dengan baik semua bentuk saran dan kritik yang membangun untuk kebaikan di masa mendatang.
Orang tua yang selalu memantau perkembangan putranya dan mengomunikasikannya kepada pihak lembaga tentunya akan semakin memberikan kesempatan kepada lembaga untuk bebuat yang lebih baik dan itu merupakan bagian dari selelu berbenah yang kemudian akan menghasilkan sebuah kebaikan dan kesuksesan bersama.
- Upayakan
Dalam belajar tentunya banyak yang perlu disiapkan mulai dari waktu, perangkat belajar termasuk biaya. Dalam taklimul mutaallim disebut diantara 6 bekal kesuksesan adalah adanya bulghoh/biaya. Nah disinilah peran orang tua sangat penting untuk memastikan kebutuhan pembiayaan kepala lembaga tidak mengalami kendala, karena di pondok itu semua dilakukan bersama. Makan juga bersama sehingga tugas pondok adalah menyediakannya untuk seluruh santri. Ketika ada santri yang “ belum lunas biaya” maka sebenarnya yang dimakannya adalah diambilkan dari hak temannya. Inilah yang dikhawatirkan akan berpengaruh kepada keberkahan dan kebermanfaatan ilmunya kelak.
Ilmu adalah cahaya yang akan menerangi jiwa pemiliknya tentunya cahaya yang suci itu harus diawali dengan kesucian. Niat yang suci, harta yang suci dari syubhat dan haram serta motivasi yang baik dari keluarga menjadi faktor utama yang tidak boleh ditinggalkan.
- Amalkan
Orang tua adalah role model (contoh) bagi anaknya. Serigkali hal baik yang ada dalam diri sang anak adalah hasil duplikasi, mengamati dan meniru orang tuanya. Maka orang tua yang memiliki kualitas amal yang baik sangat menentukan kepribadian anaknya yang sedang belajar dan mengaji. Sehingga sangat baik kiranya kebiasaan yang ada di pondok untuk juga selalu diamalkan di lingkungan rumah dan keluarga. Dengan demikian harapan memiliki dzuriyah yang qurrota ayun insya Allah dapat terkabul dan menjadi keluarga yang penuh dengan kebaikan.
Belajar dari kisah Ibrahim dan putranya alaihimassalam, memberikan pelajaran berharga bahwa kulitas putra ibrahim yang begitu sholeh dan baik akhlaknya adalah pancaran dari kesholehan orang tuanya. Kecerdasannya adalah pancaran dari kecintaan orang tuanya terhadap ilmu dan ahli ilmu. Semoga kita mendapat keberkahan Allah berkah dari teladan kedunya.
- Taat
Ketaatan kepada guru, aturan pondok dan syariat agama adalah sebuah hal yang pasti adanya. Menjalankannya dengan sepenuh hati dan totalitas mengindikasikan kebaikan jiwa dan karakter seseorang. Dengan semangat tersebut sangat baik apabila kesepakatan untuk taat ini dilakukan oleh semua pihak yaitu lembaga, santri dan wali santri. Tentunya yang demikian itu akan melahirkan satu kesadaran bersama bahwa sebenarnya yang mondok tidak hanya anaknya tapi jiwa dan kepribadian orang tua juga ikut mondok. Kalau sudah begitu maka semua akan merasa ridho dan rela dengan segala kebijakan yang berlaku di pondok dan inilah justru yang banyak memberikan pegaruh positif ke dalam diri santri.
Demikian beberapa hal yang semoga memberikan motivasi kepada kita semua untuk senantiasa berbuat yang terbaik untuk generasi kita di masa depan.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Penulis : Ustad Marjuki, S.Pd (Guru Biologi SMAIT Al Uswah Tuban)