Boarding School untuk Karakter Remaja Milenial

Banyak diantara kita yang masih salah salah persepsi dalam menyikapi tingkat kesuksesan seseorang. Menurut kebanyakan orang, kesuksesan anak dinilai dari seberapa besar materi yang telah diperoleh oleh seseorang baik berupa rumah, mobil, ataupun bentuk materi lain yang dapat diuangkan, terlebih lagi di era revolusi industri atau zaman milenial seperti sekarang. Alahasil berbagai pendidikanpun ditawarkan guna sebagai fasilitator pemacu kesusksesan anak.

Berbagai macam sekolahpun muncul dengan berbagai bentuk latar belakang yang berbeda, memberikan berbagai macam pelayanan, program, dan jaminan kesuksesan kepada para wali murid agar dimasukkan dalam sekolah tersebut. Ada yang mengedepankan pendidikan secara langsung, ada pula yang mengedepankan praktek beserta pengalaman, bahkan ada juga yang secara terang – terangan memberikan jaminan kepada para orang tua murid melalui berbagai relasi (channel) yang ditawarkan kepada para orang tua murid terkait mau jadi apa dia seusai lulus sekolah. Disinilah peran orang tua murid dalam mendampingi anak – anaknya dalam memilih sekolah yang tepat untuk mereka.

Islamic Boarding School sebuah Pilihan Tepat

Dari sekian banyak sekolah yang ada dan menjamur dimasyarakat, banyak orang tua yang memilih sekolah yang sifatnya umum (SMA), ada pula yang lebih suka pada pondok pesantren, tidak sedikit pula yang lebih suka pada sekolah berbasis boarding, yakni perpaduan antara sekolah dan pondok pesantren. Ketika orang tua dan anak sudah berkomitmen untuk memilih suatu sekolah, maka mereka juga harus siap dengan seluruh konsekuensi yang akan mereka terima terkait dengan pendidikan di sekolah tersebut. Misalnya, ketika orang tua memilih sekolah yang sifatnya umum, maka mereka harus siap dengan berbagai kegiatan anak di luar jam sekolah yang lebih sering kurang terkendali dan lebih sering menuju kepada kenakalan anak karena kurangnya kontrol pasca kepulangan anak seusai sekolah. Orang tua juga harus siap dengan pendidikan anak yang kurang kuat dalam pendidikan di dunia umum karena suatu lembaga pendidikan terkadang juga lebih fokus pada ilmu akhirat dari pada ilmu pengetahuan terapan, katakanlah kalau orang tua memilih pendidikan yang berbasis pesantren.

Disinilah peran sekolah yang bisa memadukan dua jenis pendidikan sekaligus, dimana pendidikan bisa fokus pada ilmu terapan dunia dan tidak pula melupakan akhirat atau ilmu pengetahuan agama dalam sistem pendidikannya. Ketika orang tua memasukkan anaknya dalam pendidikan berbasis boarding, meraka sudah harus siap dalam peperangan melawan jarak dan perasaan karena pendidikan yang satu ini mengaharuskan para siswanya untuk tinggal di asrama dan berjauhan dari orang tuanya.

Dalam era revolusi industri, pendidikan ini lebih diminati, tidak hanya terfokus pada pendidikan umum saja melainkan juga ada banyak berbagai macam ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada siswa. Disinilah peran sekolah ini dalam membentuk kesuksesan anak. Para siswanya diberi tidak hanya hal yang sifatnya duniawi saja melainkan juga dalam hal agama. Pada saat pendidikan karakter yang kuat kurang berhasil atau bahkan tidak diajarkan secara optimal di sekolah umum, di sekolah yang berbasis boarding para siswanya akan lebih ditekankan pada pendidikan Character Building atau bahkan pada Leadership yang dapat membantu dalam pengembangan karakter mereka.

Dari sinilah muncul karakter remaja – remaja yang siap dalam mengemban perkembangan peradaban guna menyongsong dunia digital. Dimana para remaja tidak kudet dan ikut bisa mengikuti perkembangan zaman, mereka pun juga tidak terbawa arus negatif dari dampak – dampak yang kurang baik, mereka bisa menjadi filter dari setiap hal yang masuk dalam kehidupan mereka. Menjadi insan yang mandiri, tidak bergantung pada orang lain dan bisa membuat keputusan secara mandiri serta dapat dipertanggung jawabkan secara penuh.

Oleh karenanya, perpaduan antara pendidikan yang sifatnya milenial serta pendidikan yang merujuk kepada keagamaan merupakan kombinasi yang sesuai di era remaja milenial. Mereka tidak hanya berkarakter sebagai generasi milenial, akan tetapi mereka juga berkarakter dalam hal agama. Menjadi sosok yang trendy tanpa harus melupakan dan mengesampingkan urusan agama. Disitulah peran sesungguhnya dari sebuah lembaga pendidikan, yakni membentuk karakter remaja yang positif dan generasi yang bisa menyikapi perkembangan dan perubahan zaman. *Z43K*  

Penulis : Moh. Mudzakir, S.Pd (Guru Bahasa Inggris SMAIT Al Uswah Tuban)

Baca juga : Menyiapkan generasi Milenial di Era Digital

Berita Terbaru
Share Artikel
Scroll to Top