Berkomunikasi dengan Remaja Secara Efektif

Fase remaja adalah fase anak mengalami banyak sekali perubahan di dalam dirinya baik secara hormonal/fisik juga dalam pemikiran/kognitif. Pada fase ini, dunianya bukan lagi dunia anak-anak yang masih sangat manis, tetapi sudah masuk ke persoalan orang dewasa yang semakin kompleks. Masa transisi, ya itulah sebutannya transisi dari masa yang lugu ke masa realitas kehidupan. Dalam tahapan ini pemikiran anak jauh lebih berkembang dan mulai bisa melihat sisi abu-abu dari hitam dan putih. Tentunya dengan bimbingan yang baik dari orangtua dan orang sekitar, diharapkan remaja dapat melewati masa ini dan berhasil menjadi pribadi yang bijak dan terarah.

Salah satu metode mendidik anak menjadi bijak dan terarah adalah dengan memberikan bimbingan dan nasihat (Nasih Ulwan dalam kitab Tarbiyatul Aulad). Tapi ternyata memberikan bimbingan dan nasihat kepada anak, khususnya kepada remaja bukanlah hal yang mudah. Alih-alih remaja mengikuti nasihat, remaja malah lebih banyak yang berontak dan melawan jika cara menasihatinya tidak tepat. Nasihat orang tua dianggap angin lalu. Masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Nasihatnya tidak membekas alias tidak digubris.

Lalu, apa kuncinya agar nasihat orang tua mudah diterima? Dalam sebuah artikel yang dimuat muslimah.or.id, bahwa pada prinsipnya nasihat yang akan kita berikan, pertama, hanya semata-mata mengharap ridha Allah SWT. Kedua, tidak bermaksud mempermalukan orang yang dinasihati. Ketiga, menasihatinya secara rahasia. Keempat, memberi nasihat dengan lemah lembut, sopan, dan penuh kasih. Bahwa suatu nasihat yang disampaikan dari hati akan sampai ke hati. Kelima, tidak memaksakan kehendak. Memberikan nasihat sama seperti menunjukkan jalan, bukan memerintahkan atau memaksa orang lain mengerjakannya. Dan yang keenam, memilih waktu yang tepat. Memilih kondisi yang sekiranya nasihat tersebut mudah diterima.

CARA KOMUNIKASI DENGAN REMAJA YANG TEPAT DAN EFEKTIF

Selain prinsip di atas, kunci keberhasilan dalam memberikan nasihat adalah melakukan komunikasi yang tepat. Bagaimana cara melakukan komunikasi yang tepat dan efektif dengan remaja? Hanny Muchtar Darta – Parenting Consultant, memberikan beberapa tips.

Pertama, relaks. ​

Berusaha untuk selalu tenang menghadapi keadaan apapun karena apa pun yang terjadi bukan akhir segalanya, anak masih dalam tahap tumbuh dan kembang. Ingat, selalu ada jalan keluar yang membawa kebaikan jika kita bisa berpikir  tenang.

 Kedua, emosi positif.

Berusaha untuk  selalu memancarkan emosi positif dengan membayangkan hal-hal baik  dari anak, sehingga energi kita pun menjadi  positif. Hal ini membuat  anak  merasa nyaman berinteraksi dengan kita.

 Ketiga, pahami emosi negative.

Ketika emosi negatif anak dipahami dengan baik, anak akan merasa nyaman karena emosi negatif merupakan bagian dari sistem tubuh, pikiran dan jiwa kita. Ingat emosi negatif memberikan “clue” kepada alasan sebenarnya. Usahakan untuk merefleksikan kembali missal. “Sepertinya kamu merasa tidak dihargai oleh temanmu”

 Keempat, fokus pada tujuan.

Berbicara langsung dan fokus pada hal yang diinginkan sehingga anak dengan mudah menerima pesan kita. Hindari menggunakan kalimat negatif atau hal yang tidak diinginkan, misalnya: Jangan lupa belajar, jangan lupa sarapan, jangan lupa telepon Bunda kalau pulang telat, dan lain sebagainya. Sebaiknya katakan: ingat untuk belajar, ingat untuk sarapan, dan telepon Bunda kalau telat.

 Kelima, jadilah “Builder” atau “Pembangun”.

Memberikan ruang pada anak untuk megambil langkah sesuai pilihannya dan belajar dari kesalahan. Mendukung  dan mengajak anak untuk bertanggung jawab atas tindakan yang telah mereka lakukan tanpa menghukum, menghargai kemajuan yang telah anak capai sekecil apa pun.

 Keenam, jadilah pendengar yang baik.

Mendengarkan dengan penuh perhatian. Ketika kita mendengarkan, gunakan mata kita, kedua telinga, hati dan pikiran kita hanya untuk fokus mendengarkan apa yang anak ingin sampaikan. Perhatikan facial expression, body languange, tone, apakah anak terlihat stress, takut, kecewa, dan sebagainya. Usahakan untuk menjawab dengan minimal dan berusaha untuk mencernanya.

 Ketujuh, berikan pilihan dan konsekuensi.

Ketika anak menghadapi kesulitan ajak dia untuk memikirkan langkah alternatif dan pertimbangkan apa kelebihan dan kekurangan dari langkah alternatif tersebut. Jika harus memberikan konsekuensi, berikan secara obyektif dan logis. Sesuai dengan permasalahanya dan sekiranya bisa dilakukan.

 Kedelapan, berkomunikasi dengan efektif.

Sampaikan pesan diawali dengan ”saya”, ”merasa” sampaikan ”harapan” dan buat ”kesepakatan” misalnya: ”Bunda merasa kecewa karena Kakak tidak membalas sms dan telepon Bunda. Mohon lain kali untuk membalas dengan singkat, sesibuk apa pun, gimana menurut Kakak?” Dalam pendekatan ini tidak menyalahkan anak.

Demikianlah beberapa prinsip memberikan nasihat dan tips atau teknik berkomunikasi dengan remaja secara efektif. Kesimpulannya, berkomunikasi dengan anak remaja membutuhkan cara yang tepat. Sebagai orang tua atau guru tidak asal memberikan nasihat. Orang tua atau guru harus memahami masa tumbuh kembang fase ini. Pada fase ini orang tua harus bisa menjadi sahabat bagi anak, menerima mereka apa adanya, dan lebih banyak mendengarkan dari pada memerintah, menginterogasi dan men”judge”. Agar nasihat-nasihat itu menjadi efektif. Membekas dalam diri anak.

Oleh : Masruhin, MA. (Tulisan beliau yang lain juga bisa dilihat di jejakruang.com

Berita Terbaru
Share Artikel
Scroll to Top