Berkomunikasi dengan Alam

Secara harfiyah dan batiniyah manusia tak bisa lepas dengan alam sekitar. Baik dalam bergaul, berkomunikasi, dan beribadah. Semua menjadi satu dimensi yang saling berkaitan. Jika kita belajar sains, kita akan mengetahui jaring-jaring makanan, siklus daur air, dan gaya tarik gravitasi bumi. Ini merupakan kohesi diantara spektrumyang ada di alam raya ini. Yang telah diciptakan Tuhan kepada penduduk di alam ini. Bahwa, apa yang telah dikarunia oleh-Nya tak ada yang lepas dari pengamatannya.

Nah, segala sesuatu yang ada di bumi ini bisa berkomunikasi. Baik biotic maupun abiotic. Namun, cara dalam berkomunikasinya berbeda. Seperti halnya Rasulullah bersama Uqa’il, yang pernah berkomunikasi dengan gunung. Seperti halnya Rasulullah disaat membutuhkan air dan buah saat perjalanan.

Hai Uqa’il, dakilah gunung itu dan sampaikanlah salamku kepadanya serta katakan ‘Jika padamu ada air, berilah aku minum,” tutur Rasulullah Saw. Uqa’il akhirnya sampai pada puncak gunung lalu menyampaikan salam Rasulullah Saw kepada gunung perihal air yang dibutuhkan dia dan Rasulullah.

Seketika itu, gunung pun menjawab, “Wahai tauladanku Muhammad, maafkan aku dikarenakan menghambat perjalanan engkau dengan tidak menyediakan air ketika engkau datang. Aku takut engkau tidak memaafkanku, jika itu terjadi pasti aku merasakan panasnya api neraka,”.

Mendengar suara tersebut, Uqa’il terheran, seakan tak percaya. Rasulullah pun membalas ucapan gnung tersebut.“Aku akan memaafkan kamu, tapi bolehkah aku minta sedikit air untuk membasahi tenggorokanku,” tutur Rasulullah Saw. Ini merupakan bentuk  komunikasi dengan (benda) mati. Jika kita kaji lebih dalam, beragam komunikasi dengan domain tertentu. Tentang alam ini. Semakin menambah ketakwaan kita kepada Allah azza wajalla.

Ralph Waldo Emerson mengatakan bahwa “Once you make a decision, the universe conspires to make it happen”. Itulah yang menjelaskan, kenapa ada yang mengatakan, berhati-hatilah dengan apa yang kita ucapkan atau inginkan. Maka akan menjadi kenyataan.

Secara tidak sadar, dengan mengucapkan keinginan atau harapan di dalam hati, berucap verbal akan tertanam dipikiran bawah sadar, secara tidak sadar kita telah berkomunikasi dengan alam semesta ini. Jika ditarik ke ajaran islam terdapat istilah “setiap kata adalah doa”. Ketika kita berucap sesuatu atau niat yang baik, semesta akan mendukung dengan apa yang dikatakan.

Dari sinilah Hukum (Law of Attraction) berbicara. Dengan apa yang kita pikirkan dengan segenap perhatian, energi dan konsentrasi pikiran baik positif atau negatif, maka hal itu akan datang dalam kehidupan kita. Jadi, jika sugesti kita disertai dengan rasa dan kefokusan tinggi, maka terpancarlah getaran-getaran yang mampu menarik hal-hal yang kita inginkan atau harapkan. Ini sejatinya kita telah berkomunikasi dengan alam.

Apa yang telah kita katakan, harapkan, dan impikan alam telah merekam dengan alat yang super canggih. Ia akan bekerja di ruang dan waktu yang mungkin tak semua orang mampu menjamahnya. Tapi alam semesta tidak bekerja sendiri. Diatasnya, ada Sang Penguasa Alam Semesta, yakni Allah SWT. Dia lah yang mewujudkan semua keinginan-keinginan yang dibuat manusia.

Pakar psikologi, khususnya psikoanalisis, Sigmund Freud, pernah mengatakan tentang “Penampakan Tuhan dalam Endapan Ketidaksadaran Kolektif”. Hal ini terkait dengan mindset pada diri kita. Jika dalam pikiran bawah sadar kita sudah tertanam nilai atau konsep tentang Ketuhanan, apapun yang dinginkan pasti terwujud karena yakin bahwa Tuhan, sebagai Sang Raja Manusia mengabulkan setiap permintaan.

Secara spiritual, kita harus meyakini bahwa alam semesta memang menyimpan energinya, dan Tuhan ada bersamanya. Tuhan meliputi segalanya. Pencipta alam semesta beserta isinya. Berkomunikasi dengan alam, sejatinya berkomunikasi kita kepada ciptaan-Nya.

Tao of Phisics karangan Fritjof Capra, the Secret karangan Rhonda Byrne, dan buku Zuan Falun karangan Li Hong Zi. Hingga film the Avatar pun sama. Mengangkat konsep spiritual alam semesta. Energi spiritual ini telah mentransformasi diri dari kondisi minus menuju zero. Lalu dari kondisi zeromenuju one. Siapapun atau (apapun) yang mampu menjalin koneksi dengan alam semesta dengan baik, akan merasakan aliran energi dari alam melalui proses transformasi yang sulit dijelaskan.

Ketika kita bernafas menghirup oksigen. Akan kita rasakan desahan adem pada organ tubuh kita. Itulah “bentuk” kita berkomunikasi dengan alam. Alam ciptaan Allah SWT. (Fahr*)

Berita Terbaru
Share Artikel
Scroll to Top