AL USWAH JOIN BACKPACKER SE-SMAIT JATIM

Agustus menjadi bulan yang sangat sibuk, bulan penuh dengan agenda, dan menjadi bulan yang penuh tantangan tersendiri bagi siswa SMAIT Al uswah Tuban. Satu demi satu tantangan sudah ditakhlukkan dengan berani dan percaya diri, potret seorang calon pemimpin di masa depan.
Rentetan agenda tersebut ialah dimulai dari syahrul quran, STQ, Pemilu Raya Albama, Lomba gerak jalan, lomba agustusan yang diadakan Albama, bahkan ketika SMAIT Al uswah diminta secara khusus langsung oleh Bapak Kepdes Sumurgung untuk mengisi barisan terdepan pasukan paskibra pada karnaval yang lalu. Dan tiba pada penghujung minggu terakhir bulan kemerdekaan ini ialah untuk menakhlukkan tantangan backpacker SIT se-Jatim tingkat SMA. Tepatnya dimulai tanggal 25 Agustus selama tiga hari.
Menjawab tantangan tersebut, SMAIT Al uswah mengirim dua delegasi tim backpacker untuk diberangkatkan ke Surabaya. Dan yang terpilih sebagai delegasi SMAIT ialah Moh. Marzuki Zahid, Moh. Bagus, Fikri Sarmadi, Arsyad Ridho Sibyan, Izzuddin, dan Alif Sumanketing sebagai delegasi tim backpacker muslim. Dan delegasi tim backpacker muslimah komposisinya ialah Atika, Safa, Naila, Egi, Sifa, dan Ismi.
Dimulai dengan berkumpul di masjid Akbar Surabaya, semua peserta backpacker dari tingkat SMA SIT se-Jatim ini sudah siap mengikuti upacara pembukaan. Setelah pembukaan tiap-tiap regu/tim mendapat tugas dari panitia yang sudah dibagikan dalam bentuk lembaran kepada masing-masing ketua tim. Tugas penuh misi ini berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Contohnya saja pada misi tim backpacker muslimah SMAIT Al uswah Tuban, di hari pertama mereka mendapat tantangan untuk pelesiran ke empat ikon yang ada di Surabaya dengan membawa misi mencari tahu melakukan tentang sejarah dan segalanya tentang tempat-tempat yang dikunjungi tersebut. Empat ikon yang dipilihnya untuk ditakhlukkan ialan Siola, Tugu Pahlawan, JMP, dan Makam sunan Ampel. Tidak hanya untuk mengetahui sejarah saja, misi lain dari yang harus dilaksanakan ialah Baksos, dan mewawancarai pejabat pemerintahan setempat, dan tak lupa sebagai seorang pelajar dari SIT misi untuk berdakwah, maksurot, dan Murojaah pun masuk dalam bagian.
Setelah tantangan pertama diselesaikan, Atika dan anggotanya melanjutkan ke tantangan berikutnya, ialah mengunjungi SIT yang ada di Pasuruan, yaitu SMPIT Al Uswah Bangil. Disana rombongan Atika disambut dengan hangat. Selain untuk memenuhi misi yang harus diselesaikan jalinan ukhuwah pun terjadi, sambil menyelam minum air diambillah kesempatan itu untuk memperkenalkan SMAIT Al Uswah Tuban kepada masyarakat SMP Al Uswah bangil.
Tantangan semakin berat dan seru, pasalnya setiap tim backpacker hanya dibekali uang Rp.510.000 untuk transportasi dan sudah termasuk untuk keperluan makan juga selama 3 hari 2 malam.
Meninggalkan SMP Al Uswah Bangil, Ketua Tim yang juga ketua Albama ini bersama rombongan bergegas menuju Kwarcab Malang. Hari semakin larut dan mereka sudah ditunggu tim backpacker lain yang sudah lebih dulu sampai. Semoga tim bermalam di sana untuk memasok energi sebelum menakhlukkan tantangan esoknya.
Mentari sudah beranjak naik, setelah melakoni tantangan di hari pertamanya yang cukup berat, tidak ada tanda-tanda untuk menyerah atau capek dari senyum mereka. Mereka bertekad untuk menyelesaikan tantangan sampai dengan yang terakhir.
Pagi itu dari kwarcab Malang, semua tim bergegas melanjutkan perjalanan mereka masing-masing. Dan tantangan yang harus diselesaikan Atika dkk kali ini ialah bisa menakhlukkan Balai kota, Alun-alun Tugu, dan Kampung Warna, dan semua tim harus sudah berkumpul di Terminal Junggo maksimal pukul 12.00 WIB. Egy mengaku banyak sekali pelajaran yang diajarkan di jalanan. Antara lain ialah bagaimana rasa tanggung jawab kita kepada sesama, kekompakan tim, karena dijalanan kita tidak bisa saling egois, kita harus memutuskan semuanya secara mufakat.
Dari terminal Junggo Batu tim perwakilan dari pemilik tagline sekolah para pemimpin dan penghafal quran ini memutuskan untuk menaiki angkot menuju pemandian air hangat Cangar sampai dengan kurang lebih pukul satu siang. Tidak hanya itu, dan tantagan terberat mereka ialah mereka harus berjalan menuju Pacet yangb begitu jauh sampai dengan waktu menjelang maghrib. Sesampai di pacet terbayar sudah apa yang selalu dibayangkannya sepanjang perjalanan untuk merebahkan capek dan penat mereka di suatu Vila yang sudah disiapkan panitia sambil menikmati suguhan pensi yang diselingi dengan tepukan yel-yel penuh semangat.
Dan di penghujung hari, setelah mereka menyelesaikan tantangan demi tantangan, pagi itu diadakan outbound. Outbound dikemas dengan sangat menggembirakan yang mengandung nilai ukhuwah dan fun game. Setelah itu, penutupan acara dilakukan dengan ditandainya foto bersama.

Berita Terbaru
Share Artikel
Scroll to Top