Untuk membekali anak agar baik dalam manajemen keuangan ketika dewasa, banyak orangtua yang mengarahkan anaknya untuk hidup hemat dan rajin menabung sedari dini. Pola pikir seperti itu sering dipakai kebanyakan orangtua, terutama di Indonesia. Maka sering dijumpai semboyan “Hemat Pangkal Kaya”, yang berarti hidup hemat akan membuat seseorang menabung cukup uang dan jika terkumpul simpanan uang.
Konsep “menabung” tentunya sangat bertentangan dengan konsep “bersedekah” yang mana mengutamakan berbagi apa yang dimiliki kepada orang lain. Bahkan islam telah mengajarkan keutamaan bersedekah, tidak hanya ketika memiliki harta lebih, tetapi dalam keadaan sempit pun masih dianjurkan untuk berbagi kepada orang lain. Lantas sebagai seorang muslim yang juga diamanahi menjadi orang tua, apa yang harus diajarkan ke anak sejak dini? Menabung atau bersedekah?
Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan keutamaan bersedekah untuk umat muslim. Sebagaimana salah satunya diterangkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 273, Allah SWT berfirman:
(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.
Jelas dalam ayat tersebut Allah telah memerintahkan kita untuk bersedekah karena sebagian dari rezeki yang kita terima adalah hak orang lain, terutama untuk kaum fakir miskin. Dapat disimpulkan pula, bahwa sebagai orangtua muslim, kita seharusnya lebih mengajarkan anak untuk bersedekah, namun tetap mengarahkan mereka untuk hidup sederhana agar tidak menghamburkan uang untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Dalam konteks ini, boleh saja orangtua mengajarkan anak menyimpan sebagian uangnya untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang, namun harus dilakukan setelah anak bersedekah sebagian uangnya kepada yang membutuhkan. Tentu Allah mengajarkan manusia untuk bersedekah karena ada fadhilah di baliknya. Beberapa hal berikut ini adalah manfaat mengajarkan bersedekah kepada anak.
Pertama, bersedekah akan meningkatkan jiwa sosial dan rasa syukur anak, karena dengan seringnya berinteraksi dengan orang lain, anak akan belajar bahwa keadaan setiap orang berbeda-beda. Ada yang kurang mampu secara ekonomi (fakir miskin) atau ada pula yang ditinggalkan orangtua sejak kecil (yatim piatu). Dari hal tersebut, anak akan belajar untuk terus bersyukur atas nikmat dari Allah yang sudah dirasakan, sehingga tercipta kepedulian dengan sesama lewat menyisihkan sebagian uangnya untuk bersedekah.
Manfaat kedua yang akan dirasakan adalah meningkatkan kesadaran anak bahwa semua yang dimiliki adalah milik Allah Azza wa Jalla. Tentu, uang, makanan, pakaian dan barang barang lain yang kita miliki saat ini adalah titipan. Ketika sudah tiba ajal menjemput, kita tidak mungkin membawa harta kita ke alam kubur. Hanyalah kain kafan dan amal sholih yang akan kita bawa ketika mati. Kesadaran seperti inilah yang insyaAllah bisa anak miliki ketika orantua lebih mengajarkan bersedekah. Ketika anak sering bersedekah, anak akan mengerti bahwa harta yang dimiliki di dunia tidak akan berarti, maka jalan satu-satunya adalah dengan menginfaqkan sebagian harta dan tetap bersikap qona’ah atas apa yang sudah dimiliki, karena hal-hal di dunia bersifat fana.
Yang terakhir, manfaat yang paling penting adalah bisa menciptakan keluarga yang ahli bersodaqoh. Tentu label itu adalah manfaat yang paling bermanfaat untuk setiap muslim, karena ketika setiap anggota keluarga kita terbiasa berbagi dengan orang lain maka hal itu dapat menjadi bekal untuk menyelamatkan keluarga kita di akhirat. Syaratnya, bersedekah yang dilakukan harus dengan penuh keikhlasan tanpa embel-embel “pamrih” apalagi “pamer”. Keikhlasan bersedekah itulah yang insyaAllah akan bernilai lebih di Mata Allah dan ketika semua itu sudah menjadi kebiasaan yang membudaya di keluarga, maka rasa syukur patut selalu diucapkan karena sedekah termasuk amal jariyah yang dapat memberatkan timbangan amal sholih kita di akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 114 yang berbunyi:
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.
Dapat disimpulkan, bahwa mengajarkan anak bersedekah lebih utama daripada mengajarkan menabung. Boleh saja orangtua mengajarkan anak menabung, namun setelah kewajiban bersedekah sudah diajarkan terlebih dahulu kepada anak, karena sesuatu yang dianjurkan oleh Allah SWT pasti mempunyai manfaat yang sangat besar di dunia maupun di akhirat. Allahua’lam bishowab.
Oleh: Tia Ayu Zulaekha, S.Pd (Guru Bahasa Inggris SMAIT Al Uswah Tuban)